Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Efek Hipertensi pada Tubuh yang Penting Diperhatikan

Kompas.com - 30/11/2021, 08:03 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Hal ini dapat membuat seseorang berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung.

Gagal jantung adalah kondisi yang mungkin terjadi selanjutnya, di mana jantung tidak lagi bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif.

Gagal jantung terjadi ketika jantung menjadi sangat lemah dan rusak akibat hipertensi, terlalu keras bekerja, atau serangan jantung sebelumnya.

Tanda-tanda gagal jantung di antaranya meliputi:

  • Sesak napas
  • Kesulitan bernapas
  • Bengkak di kaki, pergelangan kaki, tungkai, atau perut
  • Kelelahan 

Hipertensi juga bisa menyebabkan tonjolan terbentuk di arteri yang rusak. Ini dikenal sebagai aneurisma.

Aneurisma yang pecah bisa mematikan jika terjadi di salah satu arteri utama. Ini bisa terjadi di mana saja di tubuh.

Baca juga: 10 Bahaya Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

2. Menganggu sistem saraf

Hipertensi mungkin berperan dalam demensia dan penurunan kognitif seiring waktu.

Aliran darah yang berkurang ke otak bisa menyebabkan masalah memori dan berpikir.

Masalah ini dapat membuat seseorang kesulitan mengingat, memahami berbagai hal, atau kehilangan fokus selama percakapan.

Kerusakan yang sama yang disebabkan oleh hipertensi pada pembuluh darah dan arteri di jantung dapat terjadi pada arteri di otak.

Ketika penyumbatan darah yang lebih besar ke otak terjadi, itu disebut sebagai stroke.

Jika bagian otak tidak bisa mendapatkan oksigen yang mereka terima dari darah, sel mulai mati.

Baca juga: 3 Gejala Saraf Kejepit yang Perlu Diwaspadai

Pembuluh darah di mata bisa rusak juga.

Jika pembuluh darah di mata pecah, kondisi itu dapat menyebabkan kesulitan penglihatan, seperti mata kabur hingga kebutaan.

Penumpukan cairan di bawah retina disebut koroidopati.

3. Melemahkan sistem kerangka

Hipertensi ternyata bisa juga menyebabkan keropos tulang yang dikenal sebagai osteoporosis.

Pasalnya, hipertensi dapat meningkatkan jumlah kalsium yang dikeluarkan tubuh saat buang air kecil.

Wanita yang telah mengalami menopause sangat berisiko mengalami kondisi ini.

Osteoporosis melemahkan tulang dan mempermudah terjadinya patah tulang.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau