KOMPAS.com - Menghabiskan waktu di media sosial telah menjadi gaya hidup kebanyakan orang dewasa.
Tak jarang, hal tersebut juga kerap terjadi pada anak-anak. Padahal, media sosial bisa memiliki dampak buruk untuk perkembangan mereka.
Sebagian besar aplikasi media sosial mengharuskan pengguna berusia minimal 13 tahun.
Namun, data Clevelang Clinic menyebutkan bahwa 50% anak-anak berusia 10 hingga 12 tahun dan 33% anak berusia tujuh hingga sembilan tahun juga sudah menggunakan media sosial.
Baca juga: Gastroschisis
Berdasarkan penelitin terbaru yang dipublikasikan Cleveland Clinic, anak-anak di bawah 11 tahun yang menggunakan Instagram dan Snapchat lebih cenderung memiliki perilaku digital bermasalah seperti mtidak memiliki teman di dunia nyata dan mengunjungi situs porno.
Bahkan, anak-anak yang memiliki media sosial berpotensi besar mengalami pelecehan secara online.
Dalam studi yang sama, disebutkan bahwa anak-anak yang menggunakan tiktok cenderung melakukan tic, yaitu gerakan berulang di luar kesadaran akibat stress dan kecemasan.
Selain itu, anak-anak yang menggunakan media sosial juga rentan mengalami hal berikut:
Penggunaan media sosial pada anak juga bisa membuat anak terjebak pada perundungan siber dan pelecehan seksual.
“Anak-anak tidak memiliki fungsi kognitif dan eksekutif untuk membedakan mana yang Karena itu, risiko tersebut rentan terjadi pada anak-anak kita," ucap Eshleman.
Baca juga: 5 Cara Menurunkan Risiko Kanker Paru-paru
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.