Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Macam Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Diwaspadai Orangtua

Kompas.com - 24/12/2021, 16:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Beberapa faktornya, seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya, dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.

Mengutip CDC, beberapa ciri fisik umum dari Down Syndrom meliputi:

  • Wajah yang rata, terutama batang hidung.
  • Mata berbentuk almond yang miring ke atas.
  • Leher pendek.
  • Telinga kecil.
  • Bintik-bintik putih kecil pada iris mata.
  • Tangan dan kaki kecil.
  • Jari kelingking kecil yang terkadang melengkung ke arah ibu jari.
  • Tonus otot buruk atau persendian kendor.
  • Tubuh cenderung lebih pendek dari umumnya.

Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

4. Perawakan pendek (short stature)

Mengutip Kementerian Kesehatan, perawakan pendek merupakan suatu istilah umum untuk tinggi badan yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi.

Penyebabnya dapat karena varian normal, seperti gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.

Baca juga: 17 Tahapan Tumbuh Kembang Anak 1 Tahun

5. Gangguan autisme

Mengutip Kementerian Kesehatan, gangguan autisme merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun.

Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.

Mengutip IDAI, gangguan perkembangan yang ditemukan pada anak autisme meliputi bidang interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku, seperti:

  • Tidak bisa menunjukkan emosi atau ekspresi yang sesuai untuk suatu keadaan.
  • Sulit merespons jika dipanggil atau diajak bicara.
  • Sulit menjalin pertemanan sampai tidak memiliki minat.
  • Aktivitasnya sangat terbatas (stereotipik) dan berulang (repetitif).

Sementara, tanda bahaya (red flags) yang harus diwaspadai orangtua dari anak dengan autisme dan harus segera diintervensi oleh ahlinya, meliputi:

  • Tidak ada babbling (ocehan), tidak bisa menunjuk, atau tidak menunjukkan mimik wajah yang wajar pada usia 12 bulan.
  • Tidak ada kata-kata berarti pada usia 16 bulan.
  • Tidak ada kalimat terdiri dari 2 kata yang bukan mengulangi perkataan orang (ekolalia) pada usia 24 bulan.
  • Hilangnya kemampuan berbahasa atau kemampuan sosial pada usia berapa pun.
  • Anak tidak menoleh atau sulit menoleh apabila dipanggil namanya pada usia 6 bulan sampai 1 tahun.

Baca juga: 4 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak

6. Gangguan intelektual

Mengutip Kementerian Kesehatan, gangguan intelektual merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah (IQ < 70).

Akibatnya, menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.

Mengutip CDC, gangguan intelektual dapat disebabkan oleh masalah yang dimulai kapan saja sebelum seorang anak berusia 18 tahun, bahkan sebelum ia lahir.

Anak dengan gangguan intelektual biasanya menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut:

  • Duduk, merangkak, atau berjalan lebih lambat dari anak-anak lain.
  • Mengalami kesulitan berbicara.
  • Merasa sulit untuk mengingat sesuatu.
  • Mengalami kesulitan memahami aturan sosial.
  • Mengalami kesulitan melihat hasil dari tindakan mereka.
  • Mengalami kesulitan memecahkan masalah.

Baca juga: 3 Kategori Stimulasi untuk Bantu Tumbuh Kembang Anak

7. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH)

GPPH dikenal secara internasional sebagai Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.

Mengutip CDC, seorang anak dengan GPPH biasanya menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com