Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Penyebab Bau Tak Sedap Pada Vagina dan Cara Mengatasinya

Kompas.com - 26/12/2021, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Bau vagina yang tidak bisa kerap membuat wanita merasa tidak percaya diri.

Bahkan, halk tersebut juga membuat wanita tidak bisa menikmati momen bercinta dengan pasangan.

Sayangnya, banyak wanita yang menganggap permasalahan pada vagina adalah hal yang tabu sehingga merasa malu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Padahal, bau vagina yang tak biasa bisa menjadi tanda infeksi bakteri vaginosis.

Bakteri vaginosis adalah penyebab umum infeksi di area intim wanita. Infeksi ini bisa membuat aroma vagina menjadi amis.

Baca juga: 4 Manfaat Musik Sebagai Obat bagi Kesehatan Mental

Apa itu infeksi bakteri vaginosis?

Infeksi bakteri vaginosis memang tidak menyebabkan komplikasi serius. Namun, bakteri tersebut bisa memicu keputihan beraroma tak sedap.

Meski tidak memicu kondisi medis yang serius, infeksi tersebut bisa menyebabkan banyak tekanan emosional dan psikologis.

Spesialis Obstetri dan Ginekologi Oluwatosin Goje mengatakan bahwa infeksi bakteri vaginosis bisa menurunkan ras apercaya diri wanita. Hal tersebut bisa membuat wanita merasa tidak diinginkan secara seksual.

Infeksi bakterial vaginosis juga sering dialami wanita yang aktif melakukan hubungan seks.

Namun, infeksi ini bukan bagian dari penyakit menular seksual.

"Bakteri adalah bagian alami dari vagina. Namun, bakteri vaginosis adalah tanda adanya ketidakseimbangan pada vagina," ucap Goje.

Bakterial vaginosis memengaruhi hampir 30% wanita di usia subur mereka. Namunm infeksi ini bisa terjadi pada wanita dari segala usia.

Bergonta-ganti pasangan seks atau wanita yang kurang aktif secara seksual berisiko mengalami infeksi ini.

"Bau akibat bakterial vaginosis seringkali muncul kuat usai berhubungan seks atau selama menstruaso," ucapnya.

Bagaimana cara mengatasinya?

Ketika merasakan ada hal yang tak beres pad organ intim, termasuk munculnya bau tak sedap, ada baiknya Anda segera memeriksakan diri.

Dokter dapat membantu Anda memutuskan tindakan terbaik setelah diagnosis.

Jika perawatan diperlukan, dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik baik dalam bentuk pil atau gel atau salep vagina.

Namun, karena antibiotik dapat menyebabkan sakit perut dan efek samping lainnya, dokter mungkin menyarankan untuk tidak melakukan pengobatan kecuali gejalanya mengganggu.

Sementara itu, Anda harus menjaga kebersihan area intim namun hindari penggunaan sabun atau pembersih kewanitaan yang mengandung pewangi. Sebab, hal tersebu dapat mengganggu keseimbangan pH vagina.

Baca juga: Juvenile Rheumatoid Arthritis

Bakterial vaginosis bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

"Jadi pada wanita hamil, dokter biasanya merekomendasikan untuk mengobati infeksi meskipun tidak menimbulkan gejala," kata Goje.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau