KOMPAS.com - Divertikulitis merupakan infeksi atau peradangan yang terjadi pada divertikula.
Divertikula adalah kantong-kantong kecil yang menonjol yang terbentuk di sepanjang saluran pencernaan, terutama di dinding bagian dalam usus besar (kolon).
Pembentukan divertikula umumnya terjadi ketika seseorang berusia 40 tahun atau lebih karena dinding usus yang melemah.
Baca juga: 5 Cara Mengelola Gejala IBS (Sindrom Iritasi Usus Besar)
Divertikula juga dapat terbentuk pada orang yang jarang mengonsumsi makanan berserat.
Terbentuknya divertikula pada dinding bagian dalam usus besar disebut dengan divertikulosis.
Divertikulosis bukan kondisi yang berbahaya dan biasanya tidak menimbulkan gejala, serta tidak memerlukan pengobatan khusus.
Meskipun tidak berbahaya, divertikulosis dapat memicu divertikulitis.
Divertikulitis umumnya terjadi dengan disertai gejala, seperti sakit perut hebat, demam, mual, dan gejala lainnya.
Merangkum Mount Sinai dan Healthline, gejala divertikulitis dapat bersifat ringan hingga berat.
Gejala yang muncul pun juga dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara bertahap.
Pembentukan divertikula pada dinding usus besar dapat ditandai dengan gejala, seperti:
Ketika divertikula mengalami peradangan atau terkena infeksi maka penderita akan mengalami divertikulitis yang ditandai dengan gejala, seperti:
Baca juga: Emosi Negatif Memperburuk Sindrom Iritasi Usus Besar, Begini Solusinya
Dilansir dari Cleveland Clinic, hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab terbentuknya kantung divertikula.
Akan tetapi, kondisi tersebut diduga terjadi karena kurangnya asupan serat yang menyebabkan sembelit atau konstipasi.
Sembelit akan menyebabkan feses terjebak atau menumpuk di dalam divertikula dan memberi tekanan berlebih pada dinding usus besar.
Peningkatan tekanan pada dinding usus besar dapat menyebabkan divertikula menonjol dan merobek dinding usus besar yang memicu bakteri masuk ke dalam divertikula.
Ketika bakteri dari usus besar masuk ke dalam divertikula akan mengakibatkan peradangan atau infeksi pada divertikula yang menyebabkan divertikulitis.
Dirangkum dari Mayo Clinic dan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, beberapa kondisi yang meningkatkan risiko mengalami kondisi ini, seperti:
Baca juga: 3 Kesalahan yang Bisa Memperburuk Gejala Sindrom Iritasi Usus Besar
Mengutip Healthline, diagnosis divertikulitis diawali dengan anamnesis mengenai gejala yang dirasakan dan melihat riwayat kesehatan, serta obat-obatan yang pernah dikonsumsi pasien.
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pada perut pasien guna mendeteksi bagian perut yang nyeri sebagai tanda dari infeksi atau peradangan.
Dokter mungkin juga akan melakukan pemeriksaan colok dubur guna mendeteksi adanya perdarahan, rasa nyeri, gumpalan, atau masalah lain pada dubur.
Untuk memastikan diagnosis dan menyingkirkan kondisi lain yang menyebabkan gejala serupa maka dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti
Dirangkum dari Everyday Health dan Mayo Clinic, penanganan divertikulitis akan disesuaikan dengan tingkat keparahan gejala yang dialami oleh pasien.
Pada pasien dengan gejala ringan dan tidak disertai dengan gejala komplikasi maka penanganan yang akan diberikan, meliputi:
Baca juga: 7 Biji-bijian Makanan Berserat Tinggi
Obat yang dapat diberikan untuk mengobati kondisi ini adalah obat pereda nyeri dan antibiotik.
Obat pereda nyeri, seperti acetaminophen dapat diberikan untuk mengurangi rasa sakit, sedangkan antibiotik akan diresepkan untuk mengobati infeksi.
Apabila sudah tidak merasakan nyeri maka secara bertahap pasien dapat kembali mengonsumsi makanan padat, seperti roti dan kentang.
Namun, apabila gejala yang dirasakan cukup parah atau memiliki masalah kesehatan yang lain maka pasien mungkin memerlukan penanganan medis.
Penanganan yang dapat diberikan dokter di rumah sakit, antara lain:
Baca juga: Apa Penyebab Tumor Usus Besar?
Terdapat dua jenis prosedur operasi yang dapat dilakukan untuk menangani divertikulitis, yakni:
Pada prosedur ini dokter akan membuang bagian usus yang meradang dan menyambungkannya kembali dengan bagian usus yang sehat (anastomosis).
Jika peradangan yang dialami pasien cukup luas maka usus besar dan rektum sulit untuk disambungkan kembali.
Maka dari itu, dokter akan melakukan kolostomi dengan membuang bagian usus yang meradang dan membuat lubang pada dinding perut.
Pembuatan lubang pada dinding perut tersebut bertujuan sebagai pengganti anus, yaitu untuk mengeluarkan feses sementara.
Menurut Cleveland Clinic, jika tidak mendapat penanganan yang tepat maka kondisi ini dapat menimbulkan beberapa komplikasi berikut:
Baca juga: 4 Gejala Tumor Usus Besar yang Perlu Diwaspadai
Merangkum dari Healthline dan WebMD, berikut beberapa tindakan untuk mencegah divertikulitis:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.