Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/01/2022, 15:00 WIB
Xena Olivia,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit Kawasaki adalah penyakit yang menyebabkan peradangan pada dinding pembuluh darah kecil hingga sedang.

Peradangan biasanya terjadi pada arteri koroner yang memasok darah oksigen ke jantung dan membawa darah ke seluruh tubuh.

Umum memengaruhi anak-anak, penyakit ini sebelumnya disebut sindrom kelenjar getah bening mukotan.

Baca juga: Kondisi pada Anak yang Bisa Dicurigai sebagai Gejala Penyakit Langka

Hal ini disebabkan karena penyakit ini turut menyebabkan pembengkakan pada kelenjar tersebut dan selaput lendir di dalam mulut, hidung, mata, dan tenggorokan.

Gejala

Penyakit Kawasaki biasanya menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun.

  • Gejala pertama yang timbul adalah suhu tinggi, berlangsung selama 5 hari atau lebih dan disertai satu atau lebih dari gejala berikut:
  • ruam
  • pembengkakan kelenjar di leher
  • bibir kering pecah-pecah memerah
  • lidah merah yang bengkak, bergelombang (lidah stroberi)
  • merah di dalam mulut dan di belakang tenggorokan
  • tangan dan kaki bengkak dan merah
  • mata merah.

Setelah beberapa minggu dengan perawatan yang tepat, gejala akan mereda. Namun, dapat memakan waktu lebih lama bagi beberapa anak.

Penyebab

Tidak diketahui secara pasti apa yang menyebabkan penyakit Kawasaki. Namun, penyakit ini dipercaya tidak menular.

Melansir Mayo Clinic, penyakit Kawasaki diduga terjadi setelah infeksi bakteri, virus, atau terkait dengan faktor lingkungan di sekitar.

Gen tertentu juga meningkatkan risiko seorang anak dalam rentan terkena penyakit ini.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Langka? Orang Tua Perlu Tahu

Beberapa faktor risiko dari penyakit Kawasaki, yaitu:

  • usia: anak-anak di bawah 5 tahun berada pada risiko tertinggi
  • seks: anak perempuan cenderung lebih rentan
  • etnis: anak-anak keturunan Asia atau Kepulauan Pasifik, seperti Jepang atau Korea, memiliki tingkat penyakit Kawasaki yang lebih tinggi.

Penyakit Kawasaki cenderung terjadi secara musiman.

Diagnosis

Tidak ada tes khusus untuk penyakit Kawasaki. Beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendiagnosis gangguan ini, yaitu:

  • pemeriksaan fisik yang meliputi segala tanda dan gejala
  • tes darah dan urin untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lain dan memeriksa tanda-tanda peradangan
  • tes untuk memeriksa kerusakan jantung, seperti ekokardiogram dan elektrokardiogram (EKG).

Komplikasi

Dalam beberapa kasus, penyakit Kawasaki dapat memengaruhi dinding arteri koroner.

Arteri ini membawa suplai darah dan oksigen ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan:

  • aneurisma (penonjolan dan penipisan dinding arteri), hal ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah di arteri. Jika tidak diobati, gangguan ini dapat menyebabkan serangan jantung atau pendarahan internal
  • peradangan di hati
  • masalah katup jantung.

Baca juga: Bagaimana Cara Mendiagnosis Penyakit Langka?

Penyakit Kawasaki juga dapat memengaruhi bagian tubuh lainnya, termasuk otak dan sistem saraf, sistem kekebalan tubuh, dan sistem pencernaan.

Perawatan

Anak dengan penyakit Kawasaki selalu dirawat di rumah sakit.

Pengobatan disarankan untuk dilakukan sesegera mungkin agar waktu pemulihan semakin cepat dan mencegah risiko komplikasi.

Obat utama yang biasa digunakan adalah imunoglobulin intravena (IVIG), larutan antibodi, dan aspirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com