KOMPAS.com - Jika saat Anda buang air kecil dan melihat darah memang dapat mengkhawatirkan. Meskipun tidak selalu berbahaya, adanya darah dalam urine (hematuria) dapat mengindikasikan gangguan serius.
Darah yang muncul berasal dari ginjal yang memproduksi urine. Selain itu, juga bisa berasal dari bagian lain pada saluran kemih, seperti:
Baca juga: 8 Penyebab Kencing Darah Bisa Jadi Tanda Penyakit Apa Saja
Hematuria dapat disebut darah kotor atau mikroskopis.
Hematuria kotor terjadi saat terdapat cukup darah pada urine sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Urine yang terkena akan berwarna merah muda pucat atau merah cerah.
Sementara itu, hematuria mikroskopis adalah hasil dari adanya sejumlah darah dalam urine yang hanya dapat dilihat melalui mikroskop.
Hematuria dapat dievaluasi menggunakan tes dipstick urine.
Tes dipstick merupakan dapat terjadi saat oksidasi strip tes urine menyebabkan perubahan warna. Artinya, urine tidak selalu mengandung sel-sel darah.
Terdapat sejumlah penyebab hematuria. Beberapa di antaranya, yaitu:
Baca juga: 10 Penyebab Darah dalam Urine yang Perlu Diwaspadai
Perlu diingat bahwa makanan juga dapat menyebabkan perubahan warna pada urine, seperti buah naga, bit, blackberry, atau makanan dengan banyak pewarna.
Dokter akan bertanya terkait riwayat kesehatan dan mengirimkan sampel urine ke laboratorium. Tes ini disebut urinalisis.
Dalam tes tersebut, teknisi akan menggunakan mikroskop untuk mencari tes yang tidak biasa serta buangan lainnya yang seharusnya dikeluarkan oleh ginjal.
Kondisi ini bisa menjadi tanda penyakit ginjal.
Beberapa tes lain yang mungkin disarankan dokter, yaitu:
Kebanyakan pasien dengan hematuria tidak berisiko tinggi. Namun, sebagian besar kasus tidak diketahui apa penyebabnya.
Pada pasien dengan kondisi yang lebih serius, mengidentifikasi penyebab darah pada urine dapat menyelamatkan nyawa.
Baca juga: 9 Penyebab Urine Berdarah pada Pria
Penting untuk segera menguji dan mencari tahu apa yang terjadi jika mengalami adanya darah pada urine.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.