Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Perbedaan Gejala Depresi dan Kesedihan Biasa?

Kompas.com - 30/12/2021, 16:00 WIB
Galih Pangestu Jati

Penulis

KOMPAS.com - Jutaan orang di seluruh dunia mengalami kesedihan atau depresi di beberapa titik dalam hidup mereka.

Namun, mengenali perbedaan antara diagnosis depresi dan kesedihan dapat membantu seseorang memproses keduanya dengan cara yang sehat.

Melansir dari Medical News Today, merasa sedih adalah bagian integral dari depresi, tetapi mereka tidak sama.

Kesedihan adalah emosi manusia yang normal yang akan dialami setiap orang pada saat-saat stres atau sedih.

Sejumlah peristiwa kehidupan dapat membuat orang merasa sedih atau tidak bahagia.

Baca juga: 4 Manfaat Musik Sebagai Obat bagi Kesehatan Mental

 

Kehilangan atau ketidakhadiran orang yang dicintai, perceraian, kehilangan pekerjaan atau pendapatan, masalah keuangan, atau masalah di rumah, semuanya dapat memengaruhi suasana hati secara negatif.

Gagal ujian, tidak mendapatkan pekerjaan, atau mengalami kejadian mengecewakan lainnya juga bisa memicu kesedihan.

Namun, seseorang yang mengalami kesedihan biasanya dapat menemukan kelegaan dari menangis, melampiaskan, atau mengungkapkan rasa frustrasinya.

Lebih sering daripada tidak, kesedihan memiliki kaitan dengan pemicu tertentu.

Kesedihan biasanya berlalu seiring waktu.

Jika tidak hilang, atau jika orang tersebut terganggu aktivitas sehari-harinya, ini bisa menjadi tanda depresi.

Jika suasana hati yang buruk memburuk atau berlangsung lebih dari 2 minggu, orang tersebut harus berbicara dengan praktisi kesehatan mental.

Sementara itu, depresi adalah gangguan mental yang memiliki efek kuat pada banyak bagian kehidupan seseorang. 

Kondisi ini dapat terjadi pada orang-orang dari segala jenis kelamin atau usia dan mengubah perilaku dan sikap.

Gejala dari depresi meliputi:

  • perasaan putus asa
  • kesedihan
  • kurangnya motivasi
  • hilangnya minat pada aktivitas yang pernah dirasakan menyenangkan oleh individu

Dalam kasus yang parah, orang tersebut mungkin berpikir atau mencoba bunuh diri.

Mereka mungkin tidak lagi merasa ingin menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman mereka.

Baca juga: 10 Penyebab Mudah Marah, Faktor Fisik sampai Masalah Kesehatan Mental

Selain itu, aktivitas sehari-hari mereka mungkin terganggu.

Jika perasaan tersebut ini bertahan lebih dari 2 minggu, profesional kesehatan mungkin akan mendiagnosis mengidap gangguan depresi mayor (MDD).

Gejala MDD meliputi:

  • suasana hati tertekan setiap hari yang berlangsung hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, dengan tanda-tanda keputusasaan dan kesedihan yang nyata
  • kehilangan minat dalam aktivitas normal untuk waktu yang lama
  • penurunan atau kenaikan berat badan yang signifikan dan tidak disengaja
  • insomnia, sulit tidur, atau peningkatan jumlah tidur yang memengaruhi jadwal normal
  • kelelahan dan energi rendah
  • perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan setiap hari
  • ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan
  • pikiran berulang tentang kematian, pikiran untuk bunuh diri, atau upaya atau rencana bunuh diri

Seorang dokter akan mempertimbangkan seseorang yang mengalami salah satu dari lima gejala ini selama lebih dari 2 minggu untuk memiliki masalah medis daripada pengalaman kesedihan yang berkepanjangan.

Tidak seperti kesedihan, depresi dapat membuat seseorang berjuang untuk melewati hari-harinya. Kesedihan hanyalah salah satu elemen dari depresi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau