KOMPAS.com - Belakangan muncul perdebatan soal keamanan menstrual cup sebagai salah satu alternatif dari pembalut yang umum dipakai oleh wanita saat haid.
Lalu, bila menstrual cup dibandingkan dengan pembalut mana yang lebih aman?
Baca juga: Mengenal Fungsi Menstrual Cup yang Bisa Jadi Alternatif Pembalut
Menstual cup adalah silikon atau karet yang berbentuk seperti cangkir untuk dimasukkan ke dalam vagina saat haid.
Mengutip Healthline, menstrual cup yang terbuka setelah dimasukkan akan mengunci di dinding vagina untuk menampung darah kotor yang keluar hingga penuh dan kita kosongkan kembali.
Menstual cup ini sebenarnya telah diciptakan sejak 1860-an dengan nama berbeda.
Mulai luas dipasarkan setelah penyanyi Amerika Leona Chalmers mempromosikannya pada 1930-an.
Pada awalnya, menstrual cup diciptakan berbahan karet yang kurang nyaman, sehingga jarang diminati.
Namun belakangan menstrual cup banyak dibahas karena desainnya diperbarui dengan menggunakan bahan silikon yang lebih lembut.
Baca juga: Ganti Pembalut Idealnya Tiap Berapa Jam Saat Haid?
Mengutip Healthline, ada beberapa kelebihan dari menstrual cup.
Baca juga: Apakah Masturbasi Memengaruhi Siklus Haid?
Menyutip Medical News Today, banyak penelitian tentang menstrual cup tidak memiliki kualitas yang cukup tingggi.
Banyak penelitian tidak ditampilkan dalam jurnal peer-review, yang lain terlalu tua dan melaporkan data yang tidak akurat, dan beberapa berfokus pada menstrual cup yang tidak lagi tersedia.
Selain itu, hasil yang diidentifikasi dalam laporan dan studi yang ditinjau bervariasi berdasarkan titik waktu dan desain yang berbeda, yang berarti bahwa hasilnya tidak konsisten dan sulit untuk dibandingkan.
Sementara mengutip Healthline, seorang wanita pengguna menstrual cup berisiko mengalami iritasi, infeksi, dan Toxic Stock Syndrom (TSS).
Iritasi dapat terjadi karena sejumlah alasan, dan sebagian besar, semuanya dapat dicegah.
Misalnya, memasukkan menstrual cup tanpa pelumasan yang tepat dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Dalam banyak kasus, mengoleskan sedikit pelumas berbahan dasar air ke bagian luar menstrual cup dapat membantu mencegah iritasi
Pastikan untuk membaca rekomendasi pabrikan pada kemasan produk.
Iritasi juga dapat terjadi jika menstrual cup tidak berukuran tepat atau tidak dibersihkan dengan benar saat ingin digunakan setelah pemakaian sebelumnya.
Baca juga: Masturbasi saat Haid, Apakah Berbahaya?
Infeksi adalah komplikasi yang jarang dari penggunaan menstrual cup.
Jika infeksi memang terjadi, kemungkinan besar itu berasal dari perpindahan bakteri di tangan ke menstrual cup dari pada dari menstrual cup itu sendiri.
Misalnya, infeksi jamur dan bakterial vaginosis dapat berkembang jika bakteri di vagina (pH vagina) menjadi tidak seimbang.
Risiko itu dapat dikurangi dengan mencuci tangan secara menyeluruh dengan air hangat dan sabun antibakteri sebelum memegang menstrual cup.
Saat mencuci menstrual cup sebelum dan sesudah digunakan juga harus menggunakan air hangat dan sabun berbahan dasar air yang lembut dan bebas pewangi.
Sabun bebas aroma dan bebas minyak yang dibuat untuk bayi merupakan alternatif yang baik.
Toxic Stock Syndrom adalah komplikasi yang jarang terjadi pada pengguna menstrual cup, tetapi dapat terjadi akibat infeksi bakteri tertentu.
Itu terjadi ketika bakteri Staphylococcus atau Streptococcus yang secara alami ada di kulit, hidung, atau mulut didorong lebih dalam ke dalam tubuh.
Sebuah ulasan 2019 menyatakan 5 laporan yang diketahui dari penderita TSS terkait dengan penggunaan menstrual cup.
Baca juga: Nyeri Haid
Ada pun cara untuk mengurangi risiko TSS, yaitu dengan:
Cuci tangan secara menyeluruh dengan air hangat dan sabun antibakteri sebelum melepas atau memasukkan menstrual cup.
Membersihkan menstrual cup seperti yang direkomendasikan oleh pabrikan, biasanya dengan air hangat dan sabun ringan, bebas pewangi, bebas minyak, sebelum dimasukkan ke vagina.
Memberikan sedikit air atau pelumas berbahan dasar air (sesuai instruksi pabrik) ke bagian luar menstrual cup untuk membantu memasukkan ke dalam vagina.
Menstrual cup biasanya aman selama:
Jika tidak berkomitmen untuk menjaga kebersihannya disarankan untuk menggunakan pembalut biasa.
Mengutip Insider, pembalut kebanyakan terbuat dari bahan penyerap, seperti kapas dan polimer penyerap super.
Pembalut dirancang untuk menempel di bagian dalam celana dalam dengan berbagai ukuran dan ringan.
Berapa kali pembalut perlu diganti biasanya tergantung pada seberapa deras haidmu saat itu.
Namun, aturan praktis yang baik adalah menggantinya setiap 3-4 jam dalam sehari.
Di Indonesia, pembalut itu pilihan yang paling umum digunakan oleh wanita saat haid.
Baca juga: 3 Program Hamil untuk Haid Tidak Teratur sesuai Penyebabnya
Mengutip Insider, pembalut ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan alternatif tampon dan menstrual cup, yaitu:
Mengutip Insider, selain kelebihan itu pembalut memiliki kekurangan, yaitu:
Baca juga: 6 Ciri ciri Haid Menjelang Menopause
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.