Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/10/2022, 13:23 WIB
Jessica Rosa Nathania,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) FER
Divalidasi oleh:
dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG (K) FER

Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan Konsultan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Mayapada Hospital Kuningan www.mayapadahospital.com

KOMPAS.com - Nyeri haid merupakan bagian normal dari siklus menstruasi yang umumnya dirasakan sebagai kram otot di perut dan dapat menyebar ke punggung atau paha.

Kondisi ini dapat bervariasi dalam setiap periode menstruasi yang dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan atau lebih menyakitkan.

Baca juga: 5 Obat Nyeri Haid Alami

Penyebab

Pada dasarnya, penyebab nyeri haid yang menyakitkan tidak selalu mungkin untuk diidentifikasi.

Namun, melansir Healthline, nyeri haid dapat dikaitkan dengan kondisi medis yang mendasarinya, seperti:

  • Premenstrual Syndrome (PMS), disebabkan oleh perubahan hormonal dalam tubuh yang terjadi 1 hingga 2 minggu sebelum menstruasi dimulai
  • Endometriosis, sel-sel dari lapisan rahim tumbuh di bagian lain dari tubuh seperti di saluran tuba, ovarium, atau jaringan yang melapisi panggul
  • Fibroid atau tumor non-kanker di dalam rahim yang menyebabkan rasa nyeri yang tidak normal saat menstruasi
  • Penyakit radang panggul yaitu infeksi pada rahim, saluran tuba, atau ovarium akibat bakteri menular seksual
  • Adenomiosis, lapisan rahim tumbuh ke dalam dinding otot rahim dan menyebabkan peradangan, tekanan, dan nyeri
  • Stenosis serviks, serviks sangat kecil atau sempit sehingga memperlambat aliran menstruasi

Faktor risiko

Berdasarkan Healthline, beberapa orang dapat berisiko lebih tinggi mengalami nyeri haid jika memiliki faktor sebagai berikut:

  • Terpapar polutan lingkungan dan bahan kimia
  • Makan makanan yang tidak sehat atau junk food
  • Memiliki riwayat keluarga dengan periode menstruasi yang menyakitkan
  • Merokok
  • Mengalami pendarahan hebat saat menstruasi
  • Mengalami haid yang tidak teratur
  • Belum pernah melahirkan
  • Mencapai pubertas sebelum usia 11 tahun.

Baca juga: 4 Penyebab Nyeri Haid Terasa Sangat Menyakitkan

Diagnosis

Segera hubungi dokter Anda jika rasa nyeri saat menstruasi disertai dengan gejala sebagai berikut:

  • Demam
  • Nyeri panggul yang parah
  • Rasa sakit yang tiba-tiba
  • Keputihan berbau busuk.

Melansir Healthline, berikut jenis pemeriksaan yang dapat dokter lakukan untuk mendiagnosis dan memastikan penyebab nyeri haid Anda, yaitu:

  • Pemeriksaan riwayat kesehatan
  • Pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan panggul untuk memeriksa kelainan pada sistem reproduksi dan mencari tanda-tanda infeksi
  • Tes pencitraan mencakup USG, CT scan, dan MRI.

Perawatan

Dalam kebanyakan kasus, nyeri haid dapat diobati di rumah. Namun berdasarkan NHS, jenis perawatan untuk mengatasi nyeri haid meliputi:

Perawatan medis

Dilakukan tergantung dengan kondisi yang menyebabkan nyeri haid.

  • Resep antibiotik untuk membersihkan infeksi
  • Resep obat pereda nyeri
  • Antidepresan, membantu mengurangi perubahan suasana hati yang terkait dengan PMS
  • Pembedahan, dilakukan untuk mengobati endometriosis atau fibroid rahim ketika perawatan lain tidak berhasil
  • Operasi pengangkatan rahim, opsi ini biasanya hanya digunakan jika seseorang mengalami rasa nyeri yang parah dan tidak berencana memiliki anak atau berada di akhir masa subur mereka.

Baca juga: 11 Cara Menghilangkan Nyeri Haid

Perawatan rumahan

  • Berhenti merokok
  • Rutin berolahraga ringan selama menstruasi untuk mengurangi rasa sakit
  • Mandi dengan air hangat
  • Melakukan pijatan ringan dan melingkar di sekitar perut bagian bawah
  • Meletakkan bantalan atau handuk panas untuk mengurangi rasa sakit
  • Melakukan teknik relaksasi untuk membantu mengalihkan perhatian Anda dari perasaan sakit dan ketidaknyamanan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Video rekomendasi
Video lainnya

Indeks Penyakit


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau