KOMPAS.com - Menopause seperti tahap baru kehidupan bagi seorang wanita, yang umumnya terjadi saat usia 51 tahun.
Selain tidak lagi mengalami haid setiap bulannya, menopause akan pengaruhi kesehatan tubuh seorang wanita.
Baca juga: Bisa Pertanda Kondisi Serius, Kenali Penyebab Kram setelah Menopause
Mengutip Healthline, estrogen dan progesteron adalah hormon utama wanita yang berhubungan dengan reproduksi.
Ketika fungsi ovarium menurun seiring bertambahnya usia, ovulasi tidak terjadi secara teratur.
Hal tersebut menyebabkan menstruasi pun menjadi tidak teratur atau terlewat.
Pada akhirnya, ovarium akan berhenti berovulasi total dan menstruasi berhenti sepenuhnya.
Alhasil, tingkat produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium lebih rendah.
Seorang wanita secara resmi menopause ketika ia sudah tidak menstruasi selama 12 bulan berturut-turut.
Proses menopause tersebut biasanya dimulai pada wanita usia antara pertengahan 40-an dan 50-an tahun.
Baca juga: 4 Pelumas Vagina untuk Wanita yang Sudah Menopause
Setelah menopause artinya seorang wanita tidak akan mengalami menstruasi lagi dan tidak bisa hamil.
Selain itu efek lainnya dari menopause terhadap kesehatan tubuh wanita, yaitu:
Mengutip Healthline, menopause dapat mempengaruhi bagian lain dari sistem reproduksi.
Ketika tidak melalui siklus menstruasi bulanan, seorang wanita mungkin tidak mengalami penebalan lendir serviks di tengah siklus
Akibatnya terjadi vagina kering secara keseluruhan dan menurunnya libido (gairah seks).
Mengutip Healthline, hot flashes adalah salah satu kondisi kesehatan wanita karena efek menopause yang paling banyak dibicarakan.
Hot flashes ini terjadi karena wanita kekurangan estrogen. Kondisi ini juga bisa terjadi bertahap beberapa tahun setelah menopause.
Hot flashes menyebabkan perasaan panas tiba-tiba, bersama dengan kulit memerah dan berkeringat.
Perasaan panas bisa datang kapan saja, siang atau malam dan berlangsung hanya beberapa detik atau menit pada suatu waktu.