Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Fisik, Menopause juga Bisa Berdampak pada Kesehatan Mental

Kompas.com - 12/01/2022, 14:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Mengutip Medical News Today, seseorang perlu mengalami setidaknya satu episode mania (hipomania) yang merupakan suasana hati "tinggi", untuk diagnosis gangguan bipolar.

Ini menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Gejala mania termasuk:

  1. Merasa "tinggi".
  2. Merasa gelisah atau jengkel.
  3. Mengalami peningkatan energi.
  4. Memiliki harga diri yang tinggi.
  5. Merasa mampu melakukan apapun.
  6. Mengalami penurunan tidur dan nafsu makan.
  7. Berbicara lebih cepat dan lebih dari biasanya.
  8. Memiliki ide yang cepat atau pemikiran yang berlomba.
  9. Menjadi mudah terganggu.
  10. Mengambil lebih banyak risiko, seperti menghabiskan banyak uang atau melakukan aktivitas berbahaya.

Banyak orang dengan gangguan bipolar juga mengalami setidaknya satu episode depresi, yang bisa parah.

Sekitar 20 persen wanita dengan gangguan bipolar memiliki gejala (terutama depresi) yang memburuk saat menopause.

Baca juga: Gairah Seks Menurun Setelah Menopause, Begini Cara Mengatasinya

Menopause dan skizofrenia

Mengutip Mental Health, penelitian telah menunjukkan bahwa penurunan estrogen dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental, termasuk gejala psikotik skizofrenia.

Wanita dengan skizofrenia kronis yang sudah ada sebelumnya mungkin mengalami kondisi yang memburuk dan membutuhkan dosis obat yang lebih tinggi.

Perimenopause juga dapat meningkatkan risiko onset pertama psikosis skizofrenia.

Skizofrenia biasanya dimulai pada masa muda, kemudian ada puncak kedua sekitar masa menopause.

Gejala psikotik skizofrenia, seperti halusinasi dan delusi yang menjadi aktif saat wanita mendekati menopause.

Mengutip Mayo Clinic, gejala skizofrenia meliputi:

  • Delusi

Keyakinan palsu yang tidak didasarkan pada kenyataan. Misalnya, berpikir bahwa sedang disakiti atau dilecehkan. Delusi terjadi pada kebanyakan orang dengan skizofrenia.

  • Halusinasi

Biasanya berupa penglihatan atau pendengaran tentang hal-hal yang tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada banyak indera, tetapi mendengar suara adalah halusinasi yang paling umum.

  • Pikiran tidak teratur

Pemikiran yang tidak terorganisir disimpulkan dari ucapan yang tidak terorganisir. Komunikasi yang efektif dapat terganggu, dan jawaban atas pertanyaan mungkin sebagian atau seluruhnya tidak berhubungan.

Perilaku motorik yang sangat tidak teratur atau abnormal: bisa mungkin terlihat dalam beberapa bentuk, dari kekonyolan seperti anak kecil hingga agitasi yang tidak terduga.

Perilaku dapat mencakup penolakan terhadap instruksi, postur yang tidak pantas atau aneh, kurangnya respons, atau gerakan yang tidak berguna dan berlebihan.

  • Respons negatif

Ini mengacu pada berkurangnya atau kurangnya kemampuan untuk berfungsi secara normal.

Misalnya, orang tersebut mungkin mengabaikan kebersihan pribadi atau tampak kurang emosi (tidak melakukan kontak mata, tidak mengubah ekspresi wajah atau berbicara dengan nada monoton).

Baca juga: Apakah Wanita yang Sudah Menopause Masih Bisa Hamil?

Menjaga kesehatan mental setelah menopause

Mengutip Healtline, ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan seorang wanita untuk mengurangi efek samping menopause terkait kesehatan mentalnya, yaitu:

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau