Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Faktor Risiko yang Memicu Bayi Lahir Prematur

Kompas.com - 13/01/2022, 14:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Bayi dianggap lahir prematur ketika dia lahir sebelum usia kandungan mencapai 37 minggu.

Yah, masa-masa trimester akhir selama kehamilan sangat penting untuk memasikan berat badan dan perkembangan organ, termasuk otak dan paru-paru, berjalan masikmal.

Hal inilah yang membuat bayi prematur sangat rendan mengalami masalah medis dan memerlukan perawatan rumah sakit yang lebih lama.

Bayi yang lahir prematur juga sering memiliki masalah kesehatan jangka panjang, seperti ketidakmampuan belajar atau cacat fisik.

Menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC), hingga saat ini kelahiran prematur masih menjadi penyebab utama kematian bayi di seluruh dunia.

Kelahiran prematur juga menjadi penyebab utama gangguan sistem saraf jangka panjang pada anak-anak.

Baca juga: Menopause Pengaruhi Kesehatan Tubuh Wanita

Apa penyebab bayi lahir prematur?

Sayangnya, belum diektahui pasti apa yang memicu kelahiran prematur. Akan tetapi, ada beebrapa hal yang bisa menjadi faktor risiko kelahiran prematur.

Berikut berbagai faktor risiko yang memicu bayi lahir prematur:

1. Infeksi

Segala jenis peradangan atau infeksi sistemik dapat menyebabkan seorang ibu melahirkan bayinya lebih awal, termasuk infeksi pada mulut (seperti penyakit gusi), vagina, rahim, dan ginjal.

2. Masalah Serviks

Leher rahim yang pendek atau lemah bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur.

3. Merokok

Segala jenis penggunaan tembakau bisa meningkatkan risiko ibu mengalami persalinan prematur.

Nikotin menyebabkan pembuluh darah di rahim menyempit, yang dapat mencegah nutrisi dan oksigen masuk ke bayi. Hal ini juga bisa memicu persalinan dini.

4. Jarak kehamilan yang singkat

Risiko kelahiran prematur dua kali lebih tinggi dari biasanya jika jarak kehamilan kurang dari enam bulan.

Mencegah kelahiran prematur

Jika Anda memiliki faktor risiko yang memicu kelahiran prematur, dokter biasanya melakukan tindakan pencegahan seperti berikut:

1. Pemberian progesteron

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau