KOMPAS.com - Infeksi varian Omicorn telah menciptakan ketakutan bagi banyak orang. Di Indonesia, kasus infeksi varian Omicorn pun telah bermunculan.
Seperti yang kita ketahui, virus Corona terus bermutasi menjadi varian yang lebih ganas dan menular.
Meskipun varian Omicron telah merajalela dan terbukti lebih menular daripada varian dan strain sebelumnya, kabar baiknya adalah bahwa paparan varian ini tidak memicu gejala parah daripada varian dan strain sevelumnya.
Baca juga: Malformasi Arteri Vena (AVM)
Seperti yang kita tahu, virus Corona bisa memicu gejala seperti batuk, demam, dan nyeri otot yang hebat, serta hilangnya rasa atau penciuman.
Dalam kasus yang sangat parah, Covid-19 bisa menyebabkan tekanan dada, serta sesak napas.
Menurut Suneet Singh, ahli pengobatan darurat dari CareHive Health di Austin, Texas, gejala utama varian Omicorn adalah pilek, hidung tersumbat, dan sakit tenggorokan.
"Sampai saat ini, varian Omicorn terbukti sangat kecil kemungkinannya menyerang paru-paru. Varian ini lebih banyak menyerang sistem pernapasan bagian atas," tambah Singh.
Berbeda dari varian sebelumnya, Imicorn tidak memicu kemamouan indera dalam mencium atau merasakan sesuatu.
Karena gejala Omicron tidak terlalu parah, sulit untuk membedakannya dari kondisi pernapasan bagian atas seperti alergi musiman.
"Jika Anda memiliki gejala seperti pilek atau hidung tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, atau demam, sangat penting untuk melakukan tes sesegera mungkin dan tetap di rumah sementara Anda menunggu hasilnya, kata Singh.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.