Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2022, 12:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Sedih dan senang, suka dan duka adalah bagian emosi manusia yang normal terjadi.

Akan tetapi, jika kondisi emosi Anda mengganggu aktivitas sehari-hari, bisa jadi Anda mengalami depresi atai gangguan stress pasca-trauma (PTSD).

Baik depresi maupun PTSD dapat memengaruhi suasana hati, minat, tingkat energi, dan emosi Anda. Namun, kedua jenis gangguan tersebut disebabkan oleh hal yang berbeda.

PTSD

Post-traumatic stress disorder (PTSD) adalah trauma dan gangguan terkait stres yang dapat berkembang setelah peristiwa traumatis atau stres.

Hal ini dapat terjadi setelah menyaksikan atau mengalami peristiwa yang mengganggu, termasuk penyerangan fisik atau seksual, bencana alam, perang, kecelakaan, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Gejala PTSD biasanya tidak langsung muncul setelah kejadian. Sebaliknya, gejala tersebut muncul beberapa minggu atau bulan setelah peristiwa traumatis tersebut berlalu.

Baca juga: Apakah Boleh Suntik Vaksin Covid-19 saat Haid?

Gejala PTSD

Ada beberapa gejala yang menunjukan seseorang mengalami PTSD. Berikut gejala tersebut:

1. Teringat kembali kenangan buruk

Ingatan tersebut bisa saja muncul seperti kilas balik atau mimpi yang mendatangkan ketakutan.

2. Penghindaran

Penderita PTSD ekrap menghinari orang, tempat, atau peristiwa yang mengingatkannya pada penyebab stres.

3. Perubahan suasana hati

Suasana hati berubah secara teratur, tetapi jika Anda menderita PTSD, Anda mungkin sering merasa sedih, mati rasa, dan putus asa.

Penderita PTSD juga kerap merasa bersalah atau membenci diri sendiri.

4. Perubahan perilaku dan reaksi

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau