KOMPAS.com - Stroke tulang belakang terjadi ketika suplai darah ke sumsum tulang belakang terputus.
Tanpa suplai darah yang memadai, sumsum tulang belakang tidak akan menerima oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan untuk berfungsi.
Setiap gangguan pada suplai darah dapat merusak sumsum tulang belakang dan mencegahnya berkomunikasi dengan bagian tubuh lainnya.
Tulang belakang menggunakan impuls saraf untuk berkomunikasi dengan berbagai bagian tubuh.
Pada kasus stroke tulang belakang yang parah, kurangnya komunikasi dapat menyebabkan kelumpuhan dan dapat mengancam jiwa.
Baca juga: Selain Kecanduan, Pengguna Ganja Lebih Berisiko Alami Stroke
Tidak seperti stroke lainnya, stroke tulang belakang biasanya tidak mengganggu suplai darah ke otak. Namun, mereka memiliki penyebab yang sama.
Mayoritas stroke tulang belakang adalah iskemik, yang berarti bahwa mereka hasil dari pembekuan darah di pembuluh darah.
Terkadang, pendarahan dari pembuluh darah yang pecah dapat menyebabkan stroke tulang belakang. Jenis stroke ini disebut stroke hemoragik.
Stroke tulang belakang jarang terjadi, terhitung hanya 1,25 persen dari semua stroke.
Gejala stroke tulang belakang dapat bervariasi pada tiap orang, tergantung pada lokasi stroke di tulang belakang.
Tingkat keparahan kerusakan juga akan mempengaruhi gejala yang dialami seseorang.
Gejala utama stroke tulang belakang adalah rasa sakit yang tiba-tiba dan ekstrem di leher dan punggung. Gejala lain dapat mencakup:
Dalam kasus yang parah, stroke tulang belakang dapat menyebabkan kematian.
Baca juga: 8 Gejala Stroke pada Anak, dari Kejang hingga Badan Lunglai
Mayoritas stroke tulang belakang terjadi karena perubahan bentuk pembuluh darah.
Misalnya, dinding pembuluh darah bisa menebal sehingga menyebabkan pembuluh menyempit.