Berikut contoh bentuk trauma masa kecil yang terbawa di usia dewasa:
Mengutip Psychology Today, anak-anak yang diabaikan atau ditelantarkan oleh pengasuh, sering kali bergumul dengan ketakutan akan ditinggalkan orang terdekat ketika ia dewasa.
Kadang kala ketakutan itu tidak disadari oleh dirinya sendiri.
Meskipun ketakutan yang mendasarinya adalah pasangannya mengakhiri hubungan mereka, tetapi pikiran itu sering muncul dalam situasi umum sehari-hari.
Misalnya:
Ketakutan ini juga sering berwujud kecemburuan ekstrim, sehingga posesif.
Baca juga: Memahami Trauma Masa Kecil dan Efeknya Bagi Fisik dan Mental
Mengutip Psychology Today, ada hubungan antara individu yang tumbuh di lingkungan yang sering memberikan kritik, atau menyaksikan orang lain dikritik, dengan kepribadian yang mudah tersinggung.
Individu yang tumbuh di lingkungan seperti itu, secara alami akan belajar bahwa melontarkan kritik adalah cara untuk mengekspresikan ketidaksenangan orang lain dalam hubungan sosial.
Ia belajar bahwa ketidaksempurnaan dan keanehan tidak dapat ditoleransi, sehingga ia memproyeksikan intoleransi itu kepada pasangan atau orang lain di sekitarnya.
Mengutip Psychology Today, anak yang tumbuh di lingkungan kacau (broken home) membuatnya menyimpan banyak stres.
Situasi itu juga sering membuat sistem saraf pusat anak-anak dalam keadaan kewaspadaan tinggi yang konstan.
Akibatnya, di usia dewasa ia bisa menjadi pribadi yang cenderung tertutup, membutuhkan banyak waktu sendiri.
Biasanya untuk menenangkan gejala kecemasan, gugup, dan ketakutan yang ada dalam dirinya.
Kecenderungan, ia lebih suka tinggal di rumah, di mana ia dapat mengontrol lingkungan, terasa lebih aman dan memungkinkan untuk bersantai.
Dalam kasus ekstrim, mereka menjadi pribadi orang dewasa yang memiliki ciri kecemasan sosial atau bahkan agorafobia.
Baca juga: Sebabkan Trauma Mendalam, Begini Cara Bantu Korban Kekerasan Seksual