Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Diabetes, dari Biasa Minum Teh Manis hingga Kecanduan Soda

Kompas.com - 14/03/2022, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Disarankan membatasi waktu penggunaan pil hormonal tidak lebih dari 5 tahun.

Baca juga: 6 Komplikasi Diabetes yang Tak Bisa Anda Sepelekan

9. Menghindari matahari

Mengutip "Teh Manis Tanpa Gula" (2019) oleh Agus Nurjaman, S.Pd, jurnal Diabetes Care menemukan bahwa wanita dengan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2.

Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik sebenarnya berasal dari sinar matahari.

Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama 3 hari.

Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme, termasuk gula darah.

Sayangnya, banyak wanita yang sangat menghidari sinar matahari.

Disarankan menggunakan krim tabir surya sebelum untuk menghindari efek samping dari paparan sinar matahari.

10. Kecanduan soda

Mengutip "Teh Manis Tanpa Gula" (2019) oleh Agus Nurjaman, S.Pd, berlebihan minum soda bisa menjadi penyebab diabetes.

Penelitian yang dilakukan oleh The Nurses' Health Study II terhadap 51.603 wnaita usia 22-44 tahun, menemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes naik.

Para peneliti mengatakan kecanduan soda menjadi penyebab diabetes karena kandungan pemanis di dalamnya.

Selain itu, asupan kalori cair tidak membuatu kita kenyang, sehingga terdorong untuk minum lebih banyak lagi.

Disarankan untuk mengganti minuman soda dengan jus tanpa gula.

Baca juga: Hati-hati, Ini 6 Tanda Diabetes Awal yang Pantang Disepelekan

Apa gejala dari diabetes?

Mengutip Kementerian Kesehatan, gejala paling umum diabetes di antaranya adalah:

  • Merasa sangat haus
  • Buang air kecil lebih dari biasanya, terutama saat malam hari
  • Merasa sangat lelah
  • Kehilangan berat badan tanpa melakukan apapun
  • Seriawan yang terus terjadi
  • Penglihatan mengabur
  • Luka yang tidak pernah sembuh.

Apa saja jenis diabetes?

Mengutip Kementerian Kesehatan, terdapat sejumlah macam diabetes.

Diabetes tipe 1

Pankreas berhenti menghasilkan insulin, sehingga glukosa menumpuk di aliran darah.

Para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi, tetapi mereka mempercayai ini dipengaruhi genetika atau akibat infeksi virus yang merusak sel penghasil insulin di pankreas.

Sekitar 10 persen orang menderita diabetes tipe 1.

Menurut British National Health Service, badan kesehatan Inggris, gejala diabetes tipe 1 cenderung muncul saat anak-anak atau remaja, serta lebih parah.

Baca juga: Waspadai Komplikasi Covid-19 pada Komorbid Diabetes

Diabetes tipe 2

Pankreas tidak cukup menghasilkan insulin atau hormon tidak bekerja dengan baik.

Hal ini biasanya terjadi pada usia setengah baya atau orang tua.

Namun, juga dialami anak muda yang kelebihan berat berat dan kurang bergerak, serta orang-orang berlatar belakang kesukuan tertentu, terutama Asia Selatan.

Orang yang lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 adalah:

  • Kelompok umur di atas 40 tahun (atau 25 tahun di antara orang Asia selatan)
  • Memiliki orang tua atau saudara sekandung penderita diabetes
  • Kelebihan berat badan atau obesitas berasal dari Asia Selatan, China, Karibia-Afrika atau Afrika kulit hitam.

Diabetes gestational

Terjadi pada sebagian perempuan hamil karena tubuh mereka tidak menghasilkan cukup insulin bagi diri mereka dan bayinya.

Sejumlah kajian memperkirakan sekitar 6 sampai 16 persen perempuan hamil akan menderita diabetes gestational.

Mereka perlu mengendalikan tingkat gula lewat susunan makanan, kegiatan fisik, dan/atau aplikasi insulin, untuk mencegah hal ini menjadi diabetes tipe 2.

Selain itu, dikenal juga dengan istilah pra-diabetes, yaitu sebuah peningkatan glukosa di darah dan dapat menjadi diabetes.

Baca juga: CDC Sebut Anak Rentan Alami Diabetes Usai Covid-19, Kok Bisa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com