Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Hamil Bayi Kembar yang Perlu Diperhatikan Orangtua

Kompas.com - 25/03/2022, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Tidak ada kehamilan yang bebas dari risiko, tetapi hamil bayi kembar lebih berisiko, seperti ibu alami preeklamsia dan bayi lahir prematur.

Risiko dapat mengancam dua pihak, baik ibu hamil maupun janin yang dikandung.

Sehingga, risiko hamil bayi kembar ini perlu diperhatikan untuk bisa meminimalisir.

Berikut risiko hamil bayi kembar yang perlu diperhatikan orangtua:

Baca juga: Kenapa Bayi Kembar Berisiko Lahir Prematur?

1. Preeklamsia

Mengutip WebMD, ibu hamil lebih dari 2 kali berisiko mengembangkan preeklamsia dari pada wanita yang mengandung satu bayi.

Preeklamsia memiliki gejala sebagai berikut:

Tekanan darah tinggi
Pembengkakan
Sakit kepala.

Jika seorang ibu hamil mengalami gejala preeklamsia, mungkin ia perlu melahirkan bayi prematur untuk mencegah terjadinya komplikasi kehamilan serius.

Jika tidak diobati, preeklamsia dapat membuat bayi kekurangan oksigen dan nutrisi dan dapat merusak organ tubuh.

2. Diabetes gestasional

Mengutip WebMD, jika ibu hamil menderita diabetes selama kehamilan, bayi dalam kandungan cenderung tumbuh terlalu besar.

Melahirkan bayi besar meningkatkan risiko komplikasi selama persalinan.

Sehingga, ibu hamil biasanya diharuskan untuk melahirkan bayi dalam kandungan dengan operasi caesar.

Sebab, bayi juga mungkin memiliki masalah pernapasan dan gula darah rendah saat mereka lahir.

Baca juga: Jenis Cacat Otak Bawaan pada Bayi yang Perlu Diwaspadai

3. Hipertensi

Mengutip Verywell Family, hipertensi gestasional adalah tekanan darah tinggi selama kehamilan.

Pada kehamilan multifetal (kembar, kembar tiga, atau lebih), ada peningkatan insiden hipertensi.

Pada kehamilan tunggal, tingkat hipertensi adalah 6,5 persen. Sedangkan pada kehamilan kembar, hampir 2 kali lipat, yaitu 12,7 persen.

Jika tidak diobati, hipertensi gestasional dapat menyebabkan persalinan prematur.

Selain itu, bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan ibu hamil, terutama jika berkembang menjadi preeklamsia.

4. Hiperemesis Gravidarum

Mengutip Verywell Family, morning sickness yang intens lebih mungkin terjadi pada wanita hamil dengan anak kembar.

Bagi sebagian ibu hamil, ini lebih merupakan gangguan dari pada bahaya, tetapi beberapa dapat mengembangkan hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah mual di pagi hari yang parah, yang menyebabkan penurunan 5 persen berat badan ibu hamil dan memerlukan rawat inap.

Baca juga: 11 Faktor Risiko Bayi Lahir Prematur Perlu Diperhatian Ibu Hamil

5. Operasi caesar

Mengutip Verywell Family, operasi caesar lebih mungkin terjadi dengan kehamilan bayi kembar.

Berarti pemulihan kesehatan akan lebih lama untuk ibu hamil setelah melahirkan dan risiko komplikasi yang lebih tinggi selama persalinan.

6. Lahir prematur

Mengutip WebMD, bayi kembar lebih berisiko lahir prematur, yang biasanya sebelum usia kehamilan 36 minggu.

Bayi prematur biasanya juga lebih mudah sakit-sakitan dan kadang-kadang memiliki cacat permanen.

Mengutip Verywell Family, lahir prematur dapat menyebabkan sejumlah masalah pada bayi, seperti:

  • Paru-paru yang belum matang, menyebabkan kesulitan bernapas. Bayi prematur dapat dipasang ventilator sampai paru-parunya matang.
  • Masalah perut dan saluran usus
  • Masalah sistem saraf, termasuk pendarahan di otak
  • Berat badan lahir rendah
  • Masalah makan, termasuk kesulitan menyusui.

Baca juga: Apa yang Dimaksud dengan Bayi Prematur?

7. Berat badan lahir rendah (BBLR)

Mengutip WebMD, lebih dari setengah bayi kembar lahir dengan BBLR, dengan berat kurang dari 5 1/2 pon atau 2,5 kg.

Bayi kembar BBLR memiliki peningkatan risiko masalah kesehatan setelah lahir, seperti:

  • Penglihatan dan gangguan pendengaran
  • Cacat mental
  • Cerebral palsy.

Kondisi tersebut lebih mungkin terjadi jika bayi lahir sebelum 32 minggu atau beratnya kurang dari sekitar 3 pon atau 1,4 kg.

8. Sindrom transfusi janin kembar (Twin to Twin Transfusion Syndrome/TTTS)

Mengutip WebMD, TTTS mempengaruhi sekitar 10 persen dari bayi kembar identik, yang berbagi plasenta.

TTTS berkembang ketika hubungan antara pembuluh darah bayi memungkinkan satu bayi mendapatkan terlalu sedikit darah dan yang lainnya terlalu banyak.

Seorang dokter dapat mengobati TTTS dengan operasi laser untuk menutup sambungan pembuluh darah atau dengan amniosentesis untuk mengalirkan kelebihan air ketuban.

Baca juga: 14 Ciri-ciri Down Syndrome pada Bayi yang Dapat Dikenali

Apa yang dipersiapkan selama hamil bayi kembar?

Mengutip Verywell Health, kita tidak dapat menghilangkan risiko hamil bayi kembar secara keseluruhan.

Hanya saja, kita dapat melakukan beberapa langkah untuk mengurangi risikonya.

Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan orangtua:

  • Mendapatkan perawatan prenatal secara teratur: mendapatkan perawatan prenatal secara teratur, idealnya dengan dokter yang berpengalaman menangani kehamilan bayi. Semakin cepat masalah terdeteksi, semakin baik perawatan yang dapat ibu hamil terima.
  • Makan gizi seimbang: pola makan dapat berdampak besar pada kehamilan bayi kembar yang sehat.
  • Tetap terhidrasi: terhidrasi itu penting karena ibu hamil yang dehidrasi dapat memicu persalinan prematur. Pada kehamilan bayi kembar, risiko ini bisa lebih tinggi.
  • Kenali tanda dan gejala persalinan prematur: untuk dapat meminimalisir risiko melahirkan bayi prematur.

Baca juga: Ciri-ciri Bayi Cerebral Palsy

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com