Meskipun beberapa infeksi dapat menyebabkan kerusakan testis permanen, biasanya sperma masih dapat berfungsi.
Baca juga: Apakah Minum Kopi Bisa Memengaruhi Kesuburan?
Ejakulasi terbalik atau ejakulasi retrograde terjadi ketika air mani masuk ke kandung kemih selama orgasme, bukannya keluar melalui testis ke vagina.
Berbagai kondisi kesehatan dapat menyebabkan ejakulasi retrograde, seperti:
Antibodi yang menyerang sperma
Antibodi anti-sperma adalah sel sistem kekebalan yang secara keliru mengidentifikasi sperma sebagai zat berbahaya dan berusaha menghilangkannya.
Kanker dan tumor tidak ganas dapat mempengaruhi organ reproduksi pria secara langsung.
Caranya, lewat kelenjar yang melepaskan hormon yang berhubungan dengan reproduksi, seperti kelenjar pituitari, atau melalui penyebab yang tidak diketahui.
Dalam beberapa kasus, pembedahan, radiasi atau kemoterapi untuk mengobati tumor dapat mempengaruhi kesuburan pria.
Baca juga: 7 Makanan untuk Meningkatkan Kesuburan Pria dan Pantangannya
Pada beberapa pria saat dalam kandungan, satu atau kedua testis gagal turun dari perut ke dalam kantung yang biasanya berisi testis.
Penurunan kesuburan lebih mungkin terjadi pada pria yang memiliki kondisi ini dari kecil.
Kondisi tidak subur pada pria dapat terjadi akibat kelainan pada testis itu sendiri atau kelainan yang mempengaruhi sistem hormonal lain termasuk Kelenjar:
Testosteron rendah (hipogonadisme pria) dan masalah hormonal lainnya memiliki sejumlah kemungkinan penyebab yang mendasarinya.
Baca juga: 7 Cara Meningkatkan Kesuburan Pria menurut Sains
Tabulus pengangkut sperma dapat diblokir karena berbagai penyebab, seperti:
Penyumbatan dapat terjadi pada tingkat manapun, termasuk:
Cacat kromosom merupakan kelainan bawaan, seperti:
Baca juga: 14 Cara Meningkatkan Kesuburan secara Alami