Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Macam Penyakit Anak yang Sering Muncul Pasca Lebaran

Kompas.com - 11/05/2022, 08:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

  • Sakit perut lebih dari 2 jam.
  • Ada pendarahan, seperti muntah darah
  • Muntah hebat, apalagi sampai muntah hijau itu tanda penyakit berat.
  • Nyeri perut di kanan atas (tanda kelainan di hati) atau bawah (tanda usus buntu)
  • Nyeri punggung: biasanya terkait infeksi saluran kencing, ginjal atau kandung kemih.
  • Perut kembung sekali
  • Perut tegang
  • Pembesaran organ: radang, infeksi
  • Bengkak dan nyeri sendiri
  • Bercak di kulit

Selain itu, anak juga banyak yang terkena sakit perut fungsional setelah Lebaran.

Sakit perut fungsional adalah sakit perut berulang setidaknya 3 kali atau lebih selama 3 bulan terakhir disertai gangguan aktivitas.

Biasanya sakit perut berulang ini banyak dipengaruhi karena faktor psikologis.

"Selama pandemi ini banyak sekali penderita sakit perut fungsional karena di rumah saja merupakan stres tersendiri," kata DR Dr Muzal.

Pada orang dengan sakit perut fungsional, organnya tidak mengalami masalah, tetapi ia mengeluhkan sakit perut yang mengganggu aktivitas.

"Pada Lebaran ini sakit perut fungsional ini biasanya juga akan meningkat karena faktor perubahana pola aktivitas, stres," ucapnya.

Baca juga: Ciri-ciri dan Cara Mencegah Hepatitis Akut pada Anak

3. Muntah

DR Dr Muzal sebenarnya merupakan refleks atau gejala akibat ada pemicu, yaitu penyakit tertentu.

Pemicu muntah yang sering terjadi meliputi:

  • Gastroenteritis
  • Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)
  • Dispepsia
  • Infeksi saluran kencing (ISK)
  • Keracunan makanan
  • Intoleransi Makanan
  • Alergi makanan

Baca juga: Macam Penyebab Hepatitis pada Anak

4. Sembelit

DR Dr Muzal sembelit kebalikan dari diare, terjadi jika anak BAB kurang dari 2 kali per minggu.

Normalnya, BAB 3 kali sehari sampai 3 hari sekali.

"Hari ke-4 baru keluar BAB itu bisa disebut sembelit," ucapnya.

Namun faktornya tidak hanya itu, orang tua bisa mempertanyakan ke anak, "Apakah BAB keras, besar, dan sakit?"

"Biasanya sembelit ada faktor psikologis juga dan itu bisa berulang," ucapnya.

Pada anak yang sembelit biasanya ia suka menahan BAB dan adanya ketakutan karena pernah nyeri saat BAB.

Selain adanya ketakutan, kondisi toilet baru dan kebiasaan makan yang berubah, menurutnya juga bisa mempengaruhi anak untuk menahan BAB dan sembelit.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau