Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Pengganti Susu Sapi, Kenali Baik dan Buruk Susu Nabati

Kompas.com - 11/06/2022, 14:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Susu dibedakan menjadi dua, dairy dan non dairy. Susu dairy berasal dari hewan, sementara non dairy dari non hewani, misalnya tumbuhan.

Susu hewani yang paling populer ialah susu sapi. Minuman ini mengandung kalium yang dapat mengontrol tekanan darah dan omega-3 yang bisa meningkatkan kesehatan jantung.

Sayangnya, dalam satu cangkir (8 oz) susu sapi yang telah dipasteuresasi memiliki kandungan 5 gram lemak jenuh dan 35 miligram kolesterol.

Menurut American Heart Association, kandungan lemak dan kolesterol pada susu sapi memberi dampak buruk bagi manusia, yaitu meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Baca juga: Susu Almond vs Susu Kedelai, Mana yang Lebih Sehat?

Melihat risiko tersebut, sebagian orang mulai mengurangi konsumsi susu sapi. Seiring dengan kebutuhan diet, beberapa orang mulai mengonsumsi susu non dairy yang berasal dari tumbuhan.

Susu dari sumber nabati pun menjadi favorit banyak kalangan karena rendah atau sama sekali tanpa kolesterol dan lemak, serta bisa menjadi pilihan bagi orang yang alergi susu sapi.

Sayangnya, susu rendah kolesterol yang berasal dari bahan nabati tidak selalu menguntungkan bagi tubuh.

Susu kedelai atau soya

Susu kedelai dibuat dengan kedelai atau isolat protein kedelai, dan seringkali mengandung pengental dan minyak nabati untuk meningkatkan rasa.

Karena bersumber dari tumbuhan, susu kedelai tidak mengandung kolesterol dan hanya mengandung sedikit lemak jenuh.

Mengutip Healthline, dalam satu cangkir (240 ml) susu kedelai tanpa pemanis, hanya mengandung 4-4,5 gram lemak dan 4 gram karbohidrat. Tak heran, susu ini cocok bagi orang yang ingin mengontrol kadar kolesterol dan menjaga berat badan.

Dalam hal nutrisi, susu kedelai adalah pengganti susu sapi yang mirip dengan susu. Pasalnya, susu kedelai juga mengandung 7 gram protein per porsi, mineral, vitamin, dan serat.

Di sisi lain, kedelai menjadi salah satu makanan paling kontroversial di dunia. Banyak orang khawatir akan dampak negatif dari konsumsi susu kedelai.

Hal itu lantaran susu kedelai mengandung isoflavon yang disebut phytoestrogen cukup tinggi.

Dalam jumlah berlebihan, phytoestrogen bisa menghasilkan efek hormon estrogen pada tubuh pria dan wanita hingga menyebabkan gangguan tiroid, alergi, gangguan reproduksi, dan risiko kanker.

Baca juga: Mendudukkan Polemik Konsumsi Susu Kental Manis, Ini Kata Pakar Gizi

Susu almond

Susu almond dibuat dengan almond utuh atau mentega almond dan air. Susu ini memiliki tekstur yang ringan dan rasa sedikit manis dan pedas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com