Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Komplikasi Kolesterol Tinggi dan Cara Pencegahannya

Kompas.com - 29/06/2022, 06:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kolesterol tinggi adalah kondisi saat kadar kolesterol dalam darah melebih batas normal.

Kondisi ini sering tidak kita sadari dan hanya bisa diketahui secara pasti dengan melakukan cek kolesterol menggunakan panel lipid.

Namun, pada beberapa orang, kolesterol tinggi bisa ditandai dengan tangan dan kaki sering kesemutan, nyeri kaki, nyeri dada, dan mudah lelah.

Baca juga: 10 Makanan Penyebab Kolesterol Tinggi yang Harus Diwaspadai

Tidak semua kolesterol pada tubuh berdampak negatif. Kolesterol yang dapat menyebabkan komplikasi penyakit ialah low-density lipoprotein (LDL), atau lebih dikenal sebagai kolesterol jahat.

Kadar kolesterol LDL yang tidak terkontrol inilah yang dapat menyebabkan plak lemak yang menumpuk di arteri seluruh tubuh. Kondisi ini yang lantas disebut sebagai kolesterol tinggi.

Kadar kolesterol tinggi berada di angka 200-239 mf/dL yang biasanya disebabkan karena gaya hidup tidak sehat, seperti:

  • Terlalu sering konsumsi makanan berlemak
  • Kurang olahraga
  • Konsumsi obat-obatan tertentu, misalnya pil KB, diuretik (melancarkan kencing), dan beberapa obat depresi
  • Gen atau keturunan.

Tingkat kolesterol yang tinggi di dalam darah jika tidak diatasi dapat memicu berbagai macam komplikasi kesehatan, antara lain:

1. Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi terjadi saat tekanan dalam pembuluh darah melebihi normal.

Penumpukan kolesterol membuat pembuluh darah menyempit, sehingga jantung perlu bekerja lebih keras dan memberikan tekanan ekstra untuk memompa darah.

Baca juga: 4 Efek Kolesterol Tinggi dan Gejalanya

2. Arteri koroner

Penyakit arteri koroner atau jantung koroner berkembang ketika pembuluh darah utama yang memasok jantung rusak.

Penumpukan plak dapat mempersempit arteri sehingga menghambat aliran aliran darah ke jantung.

Endapan yang mengandung kolesterol (plak) di arteri koroner dan peradangan biasanya menjadi penyebab penyakit arteri koroner.

3. Nyeri dada (angina)

Nyeri dada adalah gejala umum berkurangnya aliran darah ke jantung akibat penumpukan plak di arteri koroner.

Ketika penyumbatan mengurangi aliran darah ke jantung, otot jantung tidak akan mendapatkan oksigen yang dibutuhkan atau biasa disebut iskemia.

Dokter biasanya akan meresepkan obat untuk meredakan nyeri dada, namun pengobatan tidak akan memperbaiki masalah mendasar akibat timbunan plak.

4. Serangan jantung

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat. Penyumbatan biasanya disebabkan oleh penumpukan plak lemak dan kolesterol pada arteri.

Baca juga: Ciri-ciri hingga Cara Mendiagnosis Kolesterol Tinggi Turunan

5. Stroke

Stroke terjadi ketika adanya gumpalan darah di otak yang membuat asupan oksigen dan nutrisi berkurang.

Seperti halnya serangan jantung, semakin lama area tersebut kekurangan oksigen, semakin banyak kerusakan permanen yang terjadi.

Melansir Everyday Health, stroke juga bisa terjadi karena kolesterol tinggi yang membuat plak menumpuk di arteri Anda sehingga mempengaruhi jalannya darah ke jantung dan otak.

6. Penyakit ginjal kronis

Sebagian orang tidak mengetahui bahwa kolesterol dapat memicu penyakit ginjal.

Padahal, kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penyempitan arteri yang mengarah ke ginjal. Alhasil, kinerja ginjal pun dapat terhenti sepenuhnya sehingga gagal ginjal kronis dapat terjadi.

7. Alzheimer

Pada Juli 2021, The Lancet menerbitkan studi observasional terhadap 1,8 juta orang, menemukan bahwa kadar kolesterol LDL yang tinggi di usia paruh baya menyebabkan penyakit otak seperti demensi dan Alzheimer.

Baca juga: Miliki Kolesterol Tinggi Berisiko Alami Alzheimer

Cara mencegah komplikasi

Ubah gaya hidup

Ahli jantung di Keck Medicine, Parveen K. Garg, MD, untuk mengatasi dan mencegah komplikasi dari kolesterol tinggi, hal pertama yang harus dilakukan ialah indentifikasi dan memperbaiki gaya hidup.

American Heart Association ( AHA) merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans dalam diet Anda, dan berfokus pada buah, sayuran, biji-bijian, serta protein tanpa lemak.

Rajin olahraga

Selain itu, Anda juga harus rutin berolahraga dengan intensitas sedang, setidaknya 150 menit dalam seminggu.

Olahraga dapat membantu dalam proses menurunkan berat badan berlebih.

Konsumsi obat penurun kolesterol

Orang dengan kadar kolesterol tinggi biasanya juga mengonsumsi obat statin atau penurun kolesterol.

Obat statin bekerja di hati untuk mencegah pembentukan kolesterol dan dapat membantu mengurangi risiko serangan jantung dan stroke.

Selain statin, ada obat-obatan lain, seperti inhibitor PCSK9, inhibitor penyerapan kolesterol selektif, sekuestran asam empedu, niasin, dan fibrat.

Orang dengan kolesterol tinggi wajib berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui obat mana yang paling cocok diminum.

Baca juga: 8 Makanan Berkarbohidrat Terbaik untuk Menurunkan Kolesterol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau