KOMPAS.com - Manusia membutuhkan air untuk bertahan hidup. Namun, berkeringat, kencing, muntah, atau diare dapat menyebabkan hilangnya cairan.
Haus adalah tanda paling umum yang menunjukkan tubuh Anda mulai kekurangan cairan dan menuju dehidrasi.
Dilansir dari Everyday Health, orang yang dehidrasi bukan sekadar kehilangan air.
Mereka juga mengalami defisit elektrolit, seperti garam dan potasium atau kalium yang membantu pernapasan, gerak, dan semua aktivitas tubuh.
Baca juga: 10 Pemicu Tekanan Darah Rendah, Dehidrasi hingga Gangguan Jantung
Dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi antara lain gagal ginjal dan gangguan keseimbangan elektrolit.
Untuk menghindari kondisi kronis akibat kekurangan cairan, ada baiknya untuk mengetahui apa saja tanda dehidrasi berikut.
Dehidrasi dapat menghambat produksi air liur. Padahal, air liur memiliki sifat antibakteri.
Tanpa produksi air liur yang cukup, bisa terjadi lonjakan pertumbuhan bakteri di mulut yang mengakibatkan bau mulut.
Seperti pada pagi hari, biasanya napas kita berbau tak sedap, itu karena produksi air liur melambat saat kita tidur.
Beberapa orang berpikir bahwa kondisi dehidrasi selalu membuat berkeringat sehingga kulit menjadi lembap. Namun, rupanya dehidrasi juga menyebabkan kulit kering dan kemerahan.
Dehidrasi juga memicu kram otot. Saat mengalami dehidrasi, cairan pada tubuh lebih banyak yang terbuang daripada yang terserap.
Alhasil, tubuh akan menyimpan sisa cairan yang ada untuk organ vital seperti jantung sebagai reaksi kondisi ini.
Baca juga: 6 Efek Buruk Dehidrasi pada Ibu Hamil yang Perlu Dihindari
Nyeri kram otot akibat dehidrasi bisa semakin parah jika terjadi saat Anda berolahraga di tempat terbuka bersuhu panas.
Selain minum air putih, orang yang mengalami kram otot akibat dehidrasi juga harus mendapat asupan cairan elektrolit.
Kekurangan cairan bisa membuat seseorang mengalami heat illness atau kepanasan parah. Kondisi ini menyebabkab Anda demam dan menggigil.