KOMPAS.com - GERD dapat terjadi pada bayi yang menyebabkan ia mengalami gumoh terus-menerus hingga berat badan sulit naik.
GERD (penyakit refluks gastroesofageal) terjadi karena refluks asam yang terus-menerus (kronis). Refluks asam adalah kondisi asam lambung yang naik kembali ke kerongkongan.
Tanda refluks asam paling umum pada bayi adalah gumoh.
Baca juga: Tanda-tanda GERD pada Bayi yang Harus Disadari Orangtua
Mengutip Mayo Clinic, refluks asam umumnya tidak berbahaya untuk bayi. Itu dapat terjadi beberapa kali sehari pada bayi sehat sekali pun.
Selama bayi Anda sehat, tumbuh dengan baik, refluks asam tidak perlu dikhawatirkan.
Namun, sebagian bayi mengalami refluks asam yang semakin parah menjadi GERD. Tanda-tandanya bisa meliputi:
Saat itu terjadi Anda perlu segera memeriksakan si kecil ke dokter. Namun, jarang terjadi refluks asam berkembang menjadi GERD, kondisi mengkhawatirkan itu.
Dari pada memiliki risiko untuk GERD pada bayi terjadi, lebih baik para orangtua mengetahui cara untuk mencegahnya.
Baca juga: Kenali Komplikasi GERD yang Tidak Boleh Disepelekan
Mengutip Verwell Health, berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan sebagai cara mencegah GERD pada bayi:
Menggendong bayi dalam posisi tegak (kepala lebih tinggi dari badannya) selama menyusui dan setidaknya 30 menit sesudahnya akan membantu mengurangi jumlah refluks asam dan mencegah GERD.
Saat menggendong bayi, pastikan perutnya tidak tertekan. Jika tertekan oleh hanya akan memperburuk refluks asam.
Hindari anak tidur malam dengan posisi tengkurap karena itu dapat berbahaya pada bayi yang memiliki potensi GERD.
Bayi dengan GERD lebih berisiko mengalami SIDS (sindrom kematian bayi mendadak), jika tidur malam dengan tengkurap.
Beberapa penyedia layanan kesehatan merekomendasikan tidur bayi pada malam hari dengan posisi kepala lebih tinggi.
Itu untuk membantu menjaga isi perut si kecil tetap di tempatnya.
Sementara, belum ada penelitian secara khusus pada bayi yang tidur di boks miring.
Penelitian tentang bayi yang tidur di tempat miring di kursi mobil bayi, menemukan hubungan antara praktik ini dan peningkatan risiko SIDS.
Baca juga: Penyebab Esofagitis, Salah Satunya GERD
Menyusui setiap 2-3 jam sedikit-sedikit saat bayi Anda terjaga bisa mengurangi terjadinya refluks asam.
Makan berlebihan dapat meningkatkan tekanan perut, yang dapat menyebabkan refluks asam.
Jika Anda memberikan bayi susu botol, disarankan memilih puting dengan lubang yang lebih kecil. Hal itu dapat membantu mengurangi jumlah udara yang masuk ke dalam tubuh bayi.
Perut buncit pada bayi dapat meningkatkan risiko refluks asam dan GERD.
Makanan yang ibu menyusui makan dapat memengaruhi kondisi bayi, termasuk memicu refluks asam.
Makanan yang mengandung kafein, coklat, dan bawang putih dapat memicu refluks asam.
Sehingga untuk mencegah GERD pada bayi, disarankan ibu menyusui untuk menghindari atau mengurangi jumlah asupan makanan jenis itu.
Faktor lain dapat menyebabkan gumoh pada bayi, yaitu let-down reflex yang kuat pada ibu menyusui.
Let-down reflex adalah respons bormonal dari tubuh ibu untuk memberikan ASI.
Jika Anda memiliki refleks tersebut, bayi Anda dapat tersedak saat menyusu.
Untuk meredakannya, disarankan pompa dahulu ASI Anda sebelum memberikannya kepada si kecil. Hal ini juga dapat mencegah GERD pada bayi.
Baca juga: Apakah Penyakit GERD Itu Berbahaya?
Sama seperti orang dewasa, bayi juga membutuhkan waktu untuk mencerna makanannya.
Setelah makan atau menyusu, disarankan beri waktu tenang kepada si kecil agar asupannya tercerna dengan baik di dalam perut.
Hindari aktivitas berat atau bermain terlalu aktif hingga 30 menit setelah makan atau menyusu. Jika tidak, ada kemungkinan refluks asam bisa terjadi dan jika menjadi kebiasaan bisa menjadi GERD.
Baca juga: Mengenal Gejala dan Penyebab GERD pada Bayi dan Anak
Menyendawakan bayi selama jeda menyusui atau makan akan membantu meminimalkan tekanan lambung dan refluks asam yang ditimbulkan.
Menunggu untuk menyendawakan bayi Anda sampai perutnya kenyang dapat meningkatkan kemungkinan regurgitasi.
Regurgitasi adalah kondisi saat campuran antara gastric juice (getah perut) dan terkadang makanan yang belum dicerna kembali ke kerongkongan dan masuk ke mulut.
Penyedia layanan kesehatan Anda dapat merekomendasikan obat-obatan jika bayi Anda memiliki gejala refluks yang parah seperti tersedak dan batuk.
Namun, studi hingga saat ini telah menunjukkan sedikit manfaat secara keseluruhan dengan praktik ini.
Mengurangi asam lambung juga dapat meningkatkan risiko infeksi karena asam dapat membunuh bakteri berbahaya.
Jadi, obat hanya boleh digunakan untuk mencegah GERD pada bayi dengan panduan hati-hati dari penyedia layanan kesehatan.
Baca juga: 6 Makanan Sehat Pemicu GERD yang Perlu Diwaspadai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.