KOMPAS.com - Tahukah Anda bukan hanya kanker serviks yang mengancam kesehatan wanita reproduksi wanita? Kaum hawa rupanya juga berisiko menderita kanker endometrium.
Kanker endometrium adalah jenis kanker yang menyerang lapisan di bagian dalam rahim atau uterus. Karena letak sel kanker di dalam rahim, kondisi ini sering disebut dengan kanker rahim.
Dikutip dari Medical News Today, kanker endometrium stadium awal sering tidak menunjukkan gejala spesifik.
Kendati demikian, saat sel kanker mulai berkembang dan mengganas, seorang penderita kanker endometrium bisa mengalami beberapa tanda berikut.
Baca juga: Kanker Endometrium
Ovarium memproduksi dua hormon utama wanita, yaitu estrogen dan progesteron. Jumlah kedua hormon yang dihasilkan ovarium tidak selalu stabil.
Hormon estrogen dan progestron dapat mengalami peristiwa turun naik atau fluktuasi yang mengakibatkan perubahan pada endometrium.
Ketika hormon estrogen meningkat, tetapi progesteron tidak, seorang wanita dapat berisiko mengidap kanker endometrium.
Kondisi yang paling kerap menyebabkan peningkatan hormon estrogen ialah ovulasi tidak teratur pada wanita penderita diabetes, obesitas, dan sindrom ovarium polikistik.
Seorang wanita yang mulai datang bulan sebelum usia 12 tahun dan menopause di usia lanjut (di atas 55 tahun) juga berisiko alami kanker endometrium.
Melansir Mayo Clinic, semakin lama masa menstruasi yang Anda alami, akan makin banyak paparan estrogen yang mengganggu endometrium Anda.
Baca juga: Mengenal Hiperplasia Endometrium yang Bisa Memicu Kanker Pada Wanita
Seseorang yang belum pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker endometrium. Sementara itu, wanita yang pernah mengandung setidaknya satu kali, bisa terhindar dari kanker jenis ini.
Seiring bertambahnya usia, risiko kanker endometrium meningkat. Kanker endometrium paling sering terjadi setelah menopause atau henti haid.
Kegemukan atau obesitas juga meningkatkan risiko kanker endometrium. Hal ini kemungkinan terjadi karena kelebihan lemak di tubuh dapat mengubah keseimbangan hormon seorang wanita.
Orang yang sedang berusaha pulih atau sembuh dari kanker payudara ternyata punya risiko terkena kanker endometrium.
Hal itu lantaran efek samping dari terapi hormon selama pengobatan kanker payudara. Terapi itu berupa konsumsi obat oral tamoxifen.
Kasus kanker endometrium akibat terapi hormon dengan obat tamoxifen memang masih jarang ditemukan. Tetapi Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani pengobatan ini.
Baca juga: Mengenal Pap Smear, Pemeriksaan Penting untuk Deteksi Kanker Rahim
Sindrom Lynch merupakan kelainan pada orang yang menyebabkan risiko kanker usus besar. Sindrom Lynch disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan dari orang tua ke anak-anak.
Jika anggota keluarga telah didiagnosis dengan sindrom Lynch, diskusikan risiko sindrom genetik tersebut dengan dokter.
Selain kanker usus besar dan rektum, orang dengan sindrom ini juga rentan terkena kanker ovarium, kanker perut, kanker ginjal, kanker payudara, hingga kanker endometrium.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.