Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Faktor Risiko Kanker Endometrium yang Perlu Anda Ketahui

Kompas.com - 27/07/2022, 14:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tahukah Anda bukan hanya kanker serviks yang mengancam kesehatan wanita reproduksi wanita? Kaum hawa rupanya juga berisiko menderita kanker endometrium.

Kanker endometrium adalah jenis kanker yang menyerang lapisan di bagian dalam rahim atau uterus. Karena letak sel kanker di dalam rahim, kondisi ini sering disebut dengan kanker rahim.

Dikutip dari Medical News Today, kanker endometrium stadium awal sering tidak menunjukkan gejala spesifik.

Kendati demikian, saat sel kanker mulai berkembang dan mengganas, seorang penderita kanker endometrium bisa mengalami beberapa tanda berikut.

  1. perdarahan abnormal, setelah menopause atau di antara siklus mentruasi.
  2. nyeri di area panggul atau panggul terasa berat
  3. penurunan berat badan drastis
  4. lelah berkepanjangan
  5. mual
  6. nyeri saat berhubungan seksual
  7. rasa sakit di beberapa bagian tubuh, termasuk kaki dan punggung

Baca juga: Kanker Endometrium

Semua wanita berpotensi mengidap kanker endometrium. Namun, ada beberapa faktor yang dapat memperbesar risiko sel kanker menyerang lapisan dalam rahim Anda.

1. Perubahan keseimbangan hormon wanita

Ovarium memproduksi dua hormon utama wanita, yaitu estrogen dan progesteron. Jumlah kedua hormon yang dihasilkan ovarium tidak selalu stabil.

Hormon estrogen dan progestron dapat mengalami peristiwa turun naik atau fluktuasi yang mengakibatkan perubahan pada endometrium.

Ketika hormon estrogen meningkat, tetapi progesteron tidak, seorang wanita dapat berisiko mengidap kanker endometrium.

Kondisi yang paling kerap menyebabkan peningkatan hormon estrogen ialah ovulasi tidak teratur pada wanita penderita diabetes, obesitas, dan sindrom ovarium polikistik.

2. Memiliki masa menstruasi yang lama

Seorang wanita yang mulai datang bulan sebelum usia 12 tahun dan menopause di usia lanjut (di atas 55 tahun) juga berisiko alami kanker endometrium.

Melansir Mayo Clinic, semakin lama masa menstruasi yang Anda alami, akan makin banyak paparan estrogen yang mengganggu endometrium Anda.

Baca juga: Mengenal Hiperplasia Endometrium yang Bisa Memicu Kanker Pada Wanita

3. Belum pernah hamil

Seseorang yang belum pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker endometrium. Sementara itu, wanita yang pernah mengandung setidaknya satu kali, bisa terhindar dari kanker jenis ini.

4. Lansia

Seiring bertambahnya usia, risiko kanker endometrium meningkat. Kanker endometrium paling sering terjadi setelah menopause atau henti haid.

5. Kegemukan

Kegemukan atau obesitas juga meningkatkan risiko kanker endometrium. Hal ini kemungkinan terjadi karena kelebihan lemak di tubuh dapat mengubah keseimbangan hormon seorang wanita.

6. Terapi hormon untuk pengobatan kanker payudara

Orang yang sedang berusaha pulih atau sembuh dari kanker payudara ternyata punya risiko terkena kanker endometrium.

Hal itu lantaran efek samping dari terapi hormon selama pengobatan kanker payudara. Terapi itu berupa konsumsi obat oral tamoxifen.

Kasus kanker endometrium akibat terapi hormon dengan obat tamoxifen memang masih jarang ditemukan. Tetapi Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani pengobatan ini.

Baca juga: Mengenal Pap Smear, Pemeriksaan Penting untuk Deteksi Kanker Rahim

7. Sindrom Lynch

Sindrom Lynch merupakan kelainan pada orang yang menyebabkan risiko kanker usus besar. Sindrom Lynch disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan dari orang tua ke anak-anak.

Jika anggota keluarga telah didiagnosis dengan sindrom Lynch, diskusikan risiko sindrom genetik tersebut dengan dokter.

Selain kanker usus besar dan rektum, orang dengan sindrom ini juga rentan terkena kanker ovarium, kanker perut, kanker ginjal, kanker payudara, hingga kanker endometrium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com