Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Hanya Alergi atau Iritasi, Gangguan Mental Juga Bisa Picu Eksim

Kompas.com - 30/07/2022, 10:33 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com -Eksim adalah kondisi kronis yang menyebabkan kulit kering, gatal, dan meradang.

Selain karena alergi dan infeksi kulit, faktor kesehatan mental seperti stres, depresi, dan kecemasan juga bisa memicu penyakit ini.

Pada saat yang sama, gejala eksim bisa semakin parah dan menyebabkan seseorang merasa lebih stres, cemas, atau tertekan.

Mereka juga mungkin mengalami kelelahan dan penarikan sosial karena gejala kesehatan fisik dan mental mereka.

Baca juga: 12 Komplikasi Sirosis Hati yang Perlu Diperhatikan

Apa itu eksim?

Eksim adalah kondisi autoimun. Kondisi ini terjadi ketika seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif.

Kondisi ini memicu peradangan dalam tubuh, merusak penghalang kulit dan meningkatkan kerentanan terhadap bakteri, alergen, dan iritasi.

Eksim menyebabkan iritasi kulit, gatal, dan bengkak. Penyakit ini juga bisa menyebabkan benjolan, ruam berubah warna, dan kulit bersisik.

Kaitan eksim dan kesehatan mental

Selain menyebabkan gejala fisik, eksim dapat memengaruhi kesejahteraan mental dan emosional seseorang.

Faktanya, para peneliti telah menghubungkan eksim dengan beberapa kondisi kesehatan mental, termasuk stres, kecemasan, dan depresi.

Penelitian dari 2019 menunjukkan bahwa depresi lebih sering terjadi pada orang dengan kondisi autoimun seperti dermatitis atopik, yang merupakan salah satu jenis eksim.

Menurut peneliti, hal tersebut terjadi karena adanya perubahan inflamasi di otak yang terkait dengan kecemasan dan depresi.

Dalam riset yang sama, ditemukan bahwa orang dengan dermatitis atopik secara signifikan lebih mungkin mengalami ide bunuh diri dan upaya bunuh diri.

Para peneliti menyarankan bahwa ini sebagian mungkin disebabkan oleh efek dermatitis atopik.

Kondisi ini dapat menyebabkan gejala kulit yang melemahkan, kurang tidur, dan faktor psikososial seperti stigmatisasi, rasa malu, dan gangguan kinerja.

Baca juga: 3 Kebiasaan Buruk Pemicu Stroke

Seringkali, eksim dan kondisi kesehatan mental saling mempengaruhi, dengan gejala eksim berdampak negatif pada kesehatan mental dan sebaliknya.

Emosi atau peristiwa yang membuat stres dapat memicu respons "fight-or-flight" (respon tubuh saat stres), sehingga meningkatkan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol.

Memiliki kadar kortisol yang tinggi dapat meningkatkan peradangan kulit dan produksi minyak di kelenjar kulit, yang menyebabkan pori-pori tersumbat dan berjerawat.

Hal ini juga bisa memperburuk gejala eksim yang ada. Kadar kortisol yang tinggi juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuat tubuh lebih sulit melawan infeksi kulit dan meregenerasi kulit untuk mempercepat penyembuhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau