KOMPAS.com - Diabetes tipe 1 dan 2 merupakan kondisi saat tubuh tidak bisa mengelola kadar gula darah secara efektif.
Pada diabetes tipe 1, sistem kekebalan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin.
Sementara, diabetes tipe 2 mengurangi kemampuan tubuh untuk merespons insulin. Akibatnya, tubuh tidak menghasilkan cukup insulin untuk mengelola glukosa dalam tubuh.
Baca juga: Sering Diabaikan, Ini 5 Gejala Awal Diabetes Tipe 2
Penderita diabetes dapat mengalami kondisi darurat yang memerlukan perawatan langsung di rumah sakit. Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah penderita diabetes.
Berikut beberapa keadaan darurat paling umum yang dapat muncul pada penderita diabetes.
Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah terlalu rendah, biasanya di bawah 70 miligram per desiliter (mg/dl).
Ini adalah keadaan darurat medis. Jika dibiarkan, kadar gula darah rendah dapat menyebabkan kejang dan mengancam keselamatan jiwa.
Pada penderita diabetes, hipoglikemia disebebkan oleh penggunaan insulin atau obat lain yang mengontrol gula darah.
Selain itu, kadar gula darah penderita diabetes bisa turun drastis jika:
Baca juga: 7 Manfaat Lidah Buaya: Cegah Diabetes hingga Jaga Kesehatan Kulit
Jika gejala hipoglikemia muncul tiba-tiba, penderita harus mengonsumsi camilan tinggi karbohidrat, seperti jus manis, kue, atau sebutir permen.
Apabila penderita diabetes yang mengalami hipoglikemia tak bisa makan, namun dalam kondisi sadar, seseorang di dekatnya harus menyuapi madu atau minuman manis lainnya.
Sementara itu, penderita yang sudah kehilangan kesadaran harus segera dilarikan ke rumah sakit.
Tahukah Anda bahwa insulin belum tentu dapat bekerja maksimal? Hal ini dapat menyebabkan pasien diabetes mengalami hiperglikemia atau kondisi saat kadar gula darah terlalu tinggi.
Tanda-tanda hiperglikemia yang dialami pasien diabetes, antara lain:
Dalam kasus ringan, hiperglikemia dapat diatasi dengan olahraga rutin, mengurangi porsi makan, dan konsultasi ke dokter terkait mengurangi dosis insulin atau obat diabetes lainnya.
Namun, kadar gula darah yang sangat tinggi dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Komplikasi tersebut adalah ketoasidosis diabetik atau hyperglycemic hyperosmolar syndrome.
Baca juga: Petai Bisa Jadi Obat Alternatif Diabetes, Kok Bisa?
Ini merupakan suatu komplikasi diabetes serius saat tubuh memproduksi asam darah (keton) berlebihan.
Kondisi ini terjadi jika insulin dalam tubuh tidak cukup. Ketoasidosis diabetik juga dipicu oleh infeksi atau penyakit lainnya.
Berikut beberapa gejala ketoasidosis diabetik:
Ketoasidosis diabetik dapat didiagnosis dengan tes keton dan gula darah. Apabila tes menunjukkan adanya keton serta kadar gula darah 240 m/dl, Anda sebaiknya segera periksa ke dokter.
Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), hyperglycemic hyperosmolar syndrome (HHS) terjadi ketika kadar gula darah sangat tinggi atau di atas 600 mg/dl.
Orang dengan diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol lebih rentan terhadap HHS. Namun, kondisi ini juga dapat menyerang orang tanpa diabetes.
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko hyperglycemic hyperosmolar syndrome.
Selain kadar glukosa darah di atas 600 mg/dl, tanda-tanda hyperglycemic hyperosmolar syndrome sering diabaikan bahkan oleh penderita diabetes. Pasalnya, tanda-tanda HHS mirip dengan kondisi umum, yaitu:
Baca juga: 4 Buah Pantangan Bagi Penderita Diabetes
Jika seseorang mengalami gejala-gejala hyperglycemic hyperosmolar syndrome, mereka harus segera mendapat perawatan medis.
Mereka biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit, yang mencakup rehidrasi, penggunaan insulin, dan perawatan apa pun yang diperlukan untuk penyebab yang mendasarinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.