Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Penyebab Penyakit Hati Kronis yang Harus Diwaspadai

Kompas.com - 05/08/2022, 06:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hati kronis ditandai dengan kehancuran jaringan organ yang berjalan secara bertahap.

Mengutip Alcohol Rehab Guide, penyakit hati kronis terjadi ketika jaringan parut menggantikan jaringan sehat di hati.

Semakin luas jaringan parut menyebar, fungsi hati semakin terganggu.

Baca juga: Makanan Penyebab Penyakit Hati Berlemak yang Harus Dihindari

Hati adalah salah satu sistem penyaringan utama tubuh, fungsinya meliputi:

  • Membuang limbah tubuh
  • Memproduksi asam amino
  • Memproduksi bekuan darah
  • Membuat protein baru
  • Memproduksi empedu untuk pencernaan.

Mengutip National Library of Medicine, penyakit hati kronis adalah proses inflamasi, destruksi, dan regenerasi parenkim hati yang terus-menerus dengan mengarah pada fibrosis dan sirosis.

  • Fibrosis: penumpukan jaringan parut yang berlebihan di hati. Saat jaringan parut mulai menumpuk, hati mungkin tidak berfungsi normal.
  • Sirosis: jaringan parut sudah menggantikan sebagian besar jaringan sehat hati secara permanen. Hati dengan sirosis tidak dapat dipulihkan, pengobatan hanya dapat menghentikan atau menunda kerusakan.

Baca juga: 10 Makanan dan Minuman Pencegah Penyakit Hati yang Perlu Diketahui

Penyebab

Mengutip National Library of Medicine, ada banyak penyebab penyakit hati kronis, yang paling umum meliputi:

1. Penyakit hati alkoholik

Orang dengan gangguan penggunaan alkohol yang parah (berlebihan dan dalam jangka waktu lama) sebagian besar mengembangkan penyakit hati kronis.

Kebiasaan minum alkohol berlebihan adalah salah satu penyebab paling sering dari penyakit hati kronis.

Mengutip Gastro Center, minuman beralkohol mengandung etanol yang dimetabolisme oleh hati.

Setelah hati memproses etanol, produk sampingan metabolisme memiliki kemampuan untuk merusak hati.

Ada tiga jenis utama cedera hati yang disebabkan oleh alkohol, yaitu:

  • Penyakit hati berlemak alkoholik: disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan secara kronis. Alkohol menyebabkan kelebihan lemak menumpuk di hati, terkadang menyebabkan peradangan kronis di hati yang, seiring waktu, dapat merusak hati.
  • Hepatitis alkoholik: biasanya merupakan peradangan akut hati yang disebabkan oleh tingginya tingkat asupan alkohol. Hal ini dapat menyebabkan orang terkadang mengalami penyakit kuning, demam, dan nyeri perut kanan atas, dan bila cukup parah dapat memerlukan rawat inap.
  • Sirosis alkoholik: tahap akhir dari cedera hati akibat alkohol, di mana jaringan hati normal digantikan dengan jaringan parut.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Hati yang Perlu Dikenali

2. Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD/NASH)

NAFLD memiliki hubungan dengan sindrom metabolik (obesitas, hiperlipidemia, dan diabetes mellitus).

Beberapa dari penderita penyakit hati berlemak non-alkohol mengembangkan steatohepatitis non-alkohol, yang menyebabkan fibrosis hati.

Semua faktor risiko sindrom metabolik dapat memperburuk proses NAFLD yang menjadi penyebab penyakit hati kronis.

3. Hepatitis virus kronis

Infeksi hepatitis B, C, dan D kronis adalah penyebab paling umum dari penyakit hati kronis di Asia Timur dan Afrika Sub-Sahara.

Hepatitis B, C, dan D adalah infeksi virus yang ditularkan melalui kontak dengan darah.

Baca juga: 10 Cara Mencegah Penyakit Hati yang Perlu Diperhatikan

4. Masalah genetik

Masalah genetik penyebab penyakit hati kronis terdiri dari berikut:

  • Defisiensi antitripsin alfa-1

Ini adalah penyebab genetik paling umum dari penyakit hati kronis di antara anak-anak.

  • Hemokromatosis herediter

Ini adalah gangguan terhadap penyerapan zat besi. Di sini zat besi diserap berlebihan dari saluran pencernaan.

Akibatnya, terjadi peningkatan patologis besi total tubuh (seperti feritin dan hemosiderin).

Proses ini mengarah pada pembentukan radikal bebas hidroksil, yang pada gilirannya menyebabkan fibrosis organ.

  • Penyakit Wilson

Gangguan resesif autosomal yang menyebabkan akumulasi tembaga berlebihan di hati. Hal ini dapat mengakibatkan cedera hati, yang membuat fungsi hati abnormal hingga gagal hati.

Baca juga: 3 Penyebab Utama Penyakit Hati yang Wajib Dihindari

5. Autoimun

Penyakit hati autoimun adalah kondisi medis autoimun kronis, di mana sistem kekebalan tubuh seseorang secara keliru mulai menyerang hati.

Sebagian besar pasien yang datang dengan penyakit hati autoimun ini telah berkembang menjadi sirosis.

Penyakit hati autoimun ini dibedakan dalam jenis berikut:

  • Sirosis bilier primer: ini adalah penyakit hati autoimun dan progresif, yang menghancurkan saluran bilier intrahepatik serta mengakibatkan peradangan portal dan jaringan parut.
  • Kolangitis sklerosis primer: penyakit autoimun di saluran empedu yang ditandai dengan peradangan, penebalan, dan jaringan parut (fibrosis) di saluran empedu.
  • Hepatitis autoimun: ini adalah bentuk hepatitis inflamasi kronis, lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria. Penyakit ini itandai dengan peningkatan autoantibodi, seperti antibodi antinuklear, antibodi anti otot polos, dan hipergammaglobulinemia.

Baca juga: 8 Penyebab Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

6. Penyebab lainnya

Penyebab lain dari penyakit hati kronis meliputi:

  • Obat-obatan

Obat amiodaron, isoniazid, metotreksat, fenitoin, dan nitrofurantoin dapat menjadi penyebab penyakit hati kronis ketika dikonsumsi terus-menerus.

  • Gangguan pembuluh darah, seperti sindrom Budd-Chiari

Suatu kondisi di mana vena hepatik (pembuluh darah yang mengalirkan hati) tersumbat atau menyempit oleh gumpalan (massa sel darah).

Penyumbatan ini menyebabkan darah kembali ke hati, dan akibatnya, hati tumbuh lebih besar.

Limpa (organ yang terletak di sisi kiri atas perut yang membantu melawan infeksi dengan menyaring darah) juga dapat tumbuh lebih besar.

  • Idiopatik/kriptogenik

Penyakit hati idiopatik/kriptogenik adalah nama yang diberikan dokter untuk penyakit hati yang penyebabnya tidak diketahui.

Diagnosis penyakit hati kriptogenik biasanya diberikan ketika semua penyebab lain telah diuji, tetapi tidak terkait.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau