Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyebab Utama Penyakit Hati yang Wajib Dihindari

Kompas.com - 20/07/2022, 10:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit hati ada banyak jenis yang memiliki ragam penyebabnya, sebagian bisa dihindari, ada pun yang tidak.

Seiring waktu, semua jenis penyakit hati dapat mengakibatkan jaringan parut dan komplikasi yang lebih serius hingga stadium akhir.

Mengutip NHS, penyakit hati memiliki 3 penyebab utama yang bisa dihindari, yaitu:

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Hati Stadium Akhir yang Harus Diwaspadai

Obesitas

Mengutip Medicine Net, obesitas merupakan masalah kesehatan utama di dunia.

Obesitas meningkatkan risiko mengembangkan beberapa penyakit kronis, seperti penyakit hati.

Penyakit hati yang disebabkan oleh obesitas adalah penyakit hati berlemak nonalkohol (NAFLD).

Istilah "nonalkohol" digunakan karena penyakit hati akibat alkohol dapat menunjukkan spektrum penyakit hati yang sama dengan penyakit hati berlemak nonalkohol.

Namun, orang dengan penyakit hati berlemak nonalkohol tidak mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan.

Penyakit hati berlemak nonalkohol mengacu pada spektrum luas, meliputi:

  • Perlemakan hati: akumulasi lemak di hati yang juga dikenal sebagai steatosis
  • Steatoheaptitis nonalkohol (NASH): lemak di hati yang menyebabkan peradangan hati
  • Sirosis: jaringan parut hati tingkat lanjut yang tidak dapat dipulihkan (irreversibel) sebagai akibat dari peradangan ahti kronis.

Faktanya, indeks massa tubuh (body mass index/BMI) berkorelasi dengan tingkat kerusakan hati, yaitu semakin besar BMI semakin besar kerusakan hati.

Kementerian Kesehatan memberikan ambang batas BMI untuk orang Indonesia sebagai berikut:

  • Kekurangan berat badan tingkat berat: kurang dari 17
  • Kekurangan berat badan tingkat ringan: 17,0-18,4
  • Normal: 18,5-25.
  • Kelebihan berat badan tingkat ringan: 25,1-27 Kelebihan berat badan tingkat berat: lebih dari 27

Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Hati Berlemak Penting Dikenali

Infeksi virus hepatitis

Infeksi virus merupakan penyebab penyakit hati paling umum selanjutnya, yang bernama "hepatitis".

Mengutip Medicine Net, istilah "hepatitis" berarti peradangan, di mana sel-sel hati dapat meradang karena infeksi.

Penyakit hati jenis ini dibedakan dalam beberapa jenis, yaitu:

Penyakit hati yang menyebar terutama melalui rute fekal-oral, ketika sejumlah kecil kotoran yang terinfeksi tertelan secara tidak sengaja.

Hepatitis A menyebabkan peradangan akut pada hati yang umumnya sembuh secara spontan dan bisa dengan melakukan vaksinasi sebagai pencegahan.

  • Hepatitis B

Penyakit hati karena infeksi virus yang menyebar melalui paparan cairan tubuh, yaitu jarum dari penyalahguna narkoba, darah yang terkontaminasi, dan kontak seksual.

Penyakit hati ini dapat menyebabkan infeksi akut, juga dapat berkembang menjadi peradangan kronis (hepatitis kronis) yang dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

Vaksin hepatitis B dapat mencegah infeksi virus penyebab penyakit hati ini.

Baca juga: 4 Tanda Awal Penyakit Hati yang Disebabkan oleh Alkohol

  • Hepatitis C

Hepatitis C yang menyebabkan penyakit hati kronis.

Penyakit hati ini juga menyebar melalui paparan cairan tubuh, seperti jarum dari penyalahguna narkoba, darah yang terkontaminasi, dan beberapa bentuk kontak seksual.

Hepatitis C kronis dapat menyebabkan sirosis dan kanker hati.

Saat ini, tidak ada vaksin untuk melawan virus ini. Namun, Anda dapat menghindari penyebab penyebaran penyakitnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau