Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/08/2022, 09:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apakah Anda pernah melihat atau bahkan mengenal seseorang yang merasa dirinya lebih hebat dari orang lain? Atau mungkin memiliki kekuatan super yang bisa mengubah sesuatu yang tidak mungkin?

Bisa jadi apa yang Anda lihat tersebut adalah salah satu gejala dari megalomania atau delusion of grandeur yang mungkin terdengar sedikit asing di telinga Anda.

Menurut Medical News Today, megalomania adalah salah satu jenis delusi yang bisa menjadi tanda dari beberapa jenis gangguan mental.

Berikut cara mengetahui seseorang mengalami megalomania dan penyebabnya.

Baca juga: Apakah Penyakit Bipolar Bisa Disembuhkan?


Gejala megalomania

Seseorang yang mengalami delusi megalomania akan menganggap dirinya lebih besar dan lebih penting daripada orang lain.

Keadaan ini juga pernah diteliti oleh ahli dari India yang dimuat pada Industrial Psychiatry Journal di tahun 2009.

Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa seseorang yang mengalami megalomania akan menganggap bahwa pandangan tentang dirinya tersebut benar sehingga membuatnya tidak ingin mengubah keadaan tersebut.

Tidak hanya itu saja, dari penelitian tersebut juga ditemukan bahwa seseorang yang mengalami megalomania adalah gejala awal dari skizofrenia.

Medical News Today menjelaskan bahwa gangguan delusi ini bisa muncul pada waktu tertentu saja, namun juga bisa menjadi salah satu kondisi yang permanen.

Meskipun tidak sedikit ditemukan orang-orang yang merasa dirinya hebat, seseorang yang mengalami megalomania ternyata tidak terlalu memperdulikan apa yang terjadi di sekitarnya.

Maksudnya, bukti-bukti yang menyatakan bahwa dirinya tidak seperti dugaan tidak terlalu diperhatikan sehingga terkesan menarik diri dari dunia.

Menurut Healthline, akan sedikit sulit untuk mencari tahu apakah seseorang mengalami gejala megalomania atau tidak.

Namun, dijelaskan juga bahwa megalomania akan mudah dikenali jika si penderita juga mengalami gangguan mental yang lainnya.

Meskipun begitu, Medical News Today memberikan sedikit gambaran mengenai gejala dari megalomania berikut:

  • Memiliki kesulitan untuk bisa akrab dengan orang lain karena delusi yang dimiliki
  • Tetap menganggap dirinya hebat meskipun buktinya sangat bertolak belakang
  • Menarik diri atau merasa marah ketika orang lain tidak memiliki anggapan yang sama
  • Memiliki usaha yang keras untuk membuat orang lain percaya
  • Selalu bersikap seolah anggapan mengenai dirinya tersebut benar
  • Mengalami jenis delusi lainnya

Baca juga: Mengenal 4 Tipe Skizofrenia dan Cara Mengatasinya

Penyebab megalomania

Menurut WebMD, para ilmuwan tidak begitu tahu apa yang menjadi penyebab pasti dari megalomania.

Namun, banyak yang beranggapan bahwa megalomania merupakan gejala awal yang dialami seseorang sebelum mengalami gangguan mental tertentu, seperti gangguan bipolar dan skizofrenia.

WebMD juga menambahkan bahwa megalomania biasanya tidak muncul sendiri dan dibarengi oleh delusi penganiayaan yang merupakan kondisi di mana penderita menganggap orang lain akan membahayakan, melawan, atau memperlakukan penderita dengan buruk.

Meskipun begitu, ada beberapa penyebab yang bisa mendasari terjadinya megalomania, seperti:

  • Adanya riwayat gangguan mental di keluarga
  • Ketidakseimbangan senyawa kimia otak yang dinamakan neurotransmiter
  • Stres
  • Penyalahgunaan narkoba
  • Penarikan diri dari kehidupan sosial atau tidak memiliki hubungan dekat dengan orang lain
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com