KOMPAS.com - Merasa lebih hebat dari orang lain dalam beberapa hal memang wajar terjadi.
Salah satu contoh yang tidak wajar adalah ketika perasaan tersebut membuat seseorang menyangkal fakta-fakta yang ada.
Kondisi ini kemudian bisa disebut dengan megalomania yang merupakan salah satu jenis gangguan mental.
Melansir WebMD, megalomania sendiri bisa muncul pada siapa saja, namun tidak ada penyebab pasti yang membuat seseorang menderita megalomania.
Baca juga: Ciri-ciri Gangguan Bipolar
Menurut Healthline, ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh penderita megalomania, seperti:
Banyak penderita megalomania yang tidak paham bahwa dirinya mengalami kondisi ini, bahkan tidak sedikit yang menyangkal keadaannya tersebut.
Seseorang yang menderita megalomania atau jika Anda mengetahui seseorang memiliki ciri-ciri seperti penderita megalomania, maka cara terbaiknya adalah dengan menemui dokter.
Karena menurut Healthline, megalomania yang tidak segera diatasi bisa mengancam nyawa, baik nyawa penderita maupun orang lain.
Penderita megalomania biasanya akan menjalani salah satu atau lebih jenis pengobatan yang disarankan, seperti:
Menurut WebMD, pengobatan medis yang akan diberikan kepada pengidap megalomania adalah pengobatan yang berguna untuk menyeimbangkan suasana hati.
Tetapi, beberapa dokter juga akan memberikan pengobatan medis yang berguna untuk mengatasi gejala psikologi dan depresi tergantung dari keadaan yang ditunjukkan oleh pasien.
Meskipun begitu, WebMD menjelaskan bahwa pengobatan medis tidak akan ampuh dilakukan ketika tidak dibarengi dengan pengobatan lainnya.
Baca juga: Media Sosial Pengaruhi Kesehatan Mental, Apa Efeknya?
Beberapa jenis terapi kesehatan jiwa bisa dilakukan untuk meringankan gejala megalomania dan membantu penderita untuk mengetahui kondisi yang dirasakan tersebut.
Pada umumnya, terapi kesehatan yang dilakukan ini bersamaan dengan pengobatan medis sehingga nilai lebih ampuh untuk mengatasi megalomania.
WebMD menjelaskan bahwa melakukan terapi yang melibatkan obrolan bisa membantu penderita untuk menyadari perilaku megalomania yang dirasakan dan nantinya bisa mengubah perilaku tersebut.
Sedangkan menurut Healthline, melakukan terapi perilaku dianggap bisa meringankan gejala megalomania meskipun hasil akhirnya akan berbeda tergantung dari masing-masing individu.
Penelitian mengenai terapi perilaku juga dilakukan oleh ahli dari Universitas Sheffield yang terbit di Jurnal Clinical Psychology Review pada tahun 2011.
Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa terapi perilaku kognitif (CBT) tidak bisa digunakan dengan baik untuk mengatasi megalomania.
Namun, pengembangan CBT yang dilakukan oleh para ahli tersebut dianggap memberikan hasil yang lebih positif digunakan sebagai pengobatan megalomania.
Meskipun begitu, penelitian yang lebih lanjut perlu dilakukan mengenai pengobatan megalomania menggunakan metode terapi karena sekarang ini sangat sedikit peneliti yang tertarik dengan megalomania itu sendiri.
Baca juga: Macam-macam Gangguan Kesehatan Mental yang Perlu Diwaspadai
Megalomania bisa sangat mengancam nyawa jika tidak segera diobati.
Tidak hanya membahayakan bagi penderita saja, namun orang-orang di sekitarnya juga bisa menjadi sasaran.
Jika hal ini terjadi, maka salah satu cara yang bisa digunakan sebagai metode pengobatan adalah pengobatan involunter.
Menurut WebMD, pengobatan involunter sendiri mengacu pada pengobatan yang dilakukan tidak sesuai dengan kesukarelaan pasien.
Ada sedikit paksaan yang diberikan, khususnya dari kebijakan negara atau pemerintah lokal, karena muncul hal-hal yang mengancam nyawa dari penderita megalomania.
Pengobatan involunter ini bisa dilakukan dalam waktu yang cukup lama tergantung dari kebijakan yang berlaku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.