KOMPAS.com - Kusta adalah penyakit menular kuno yang berulang kali didengungkan dalam sejarah peradaban di masa lampau.
Meskipun sudah jarang ditemukan di negara maju, penyakit kusta masih menjadi momok kesehatan di Indonesia.
Menurut data Kementerian Kesehatan, sepanjang 2021 dilaporkan masih ada 7.146 penderita kusta baru, dengan 11 persen di antaranya penderita anak-anak.
Baca juga: Kenali Gejala Kusta, Penyakit Infeksi Menular yang Kerap Terabaikan
Sedangkan temuan kasus kusta di Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Gorontalo sampai awal 2022 masih cukup tinggi atau di atas 1 kasus per 10.000 penduduk.
Indonesia kini masih menjadi penyumbang kasus kusta nomor tiga di dunia setelah India dan Brazil.
Untuk mengenal lebih dekat penyakit ini, ketahui apa itu kusta, penyebab, dan ciri-ciri penyakit menular ini.
Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), kusta adalah penyakit menular yang dapat menyerang saraf, kulit, mata, atau saluran pernapasan atas.
Bakteri Mycobacterium leprae penyebab kusta berkembang sangat lambat di dalam tumbuh penderita.
Sehingga, setelah terpapar kuman kusta, seseorang bisa mengembangkan gejala penyakit sampai 20 tahun berselang.
Penyakit ini apabila tidak diobati bisa menyebabkan kelumpuhan tangan dan kaki, munculnya luka bernanah yang sukar sembuh, sampai kerusakan jaringan yang menggerogoti bagian tubuh terdampak kusta.
Untuk itu, pengobatan kusta sampai tuntas penting untuk mencegah kecacatan karena penyakit ini. Selain itu, pengobatan juga bisa mencegah penularan penyakit.
Baca juga: 4 Fakta Tentang Kusta, Gejalanya Mirip dengan Penyakit Kulit Lain
Seperti disinggung di atas, penyebab kusta bersal dari infeksi bakteri Mycobacterium leprae. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kuman kusta berbentuk batang dan tahan di lingkungan asam.
Masalah kesehatan yang dikenal dengan penyakit hansen ini bisa menular ketika seseorang kontak erat dalam waktu yang lama dengan penderita kusta yang tidak diobati sampai tuntas.
Atau, seseorang tanpa sengaja menghirup cairan dari saluran pernapasan penderita kusta yang tidak diobati sampai tuntas ketika batuk atau bersin.
Perlu diketahui, penyakit kusta tidak menular lewat jabat tangan, berpelukan, duduk bersebelahan, dan tidak menular lewat persalinan.
Meskipun ada celah penularan, namun risiko kusta menular relatif kecil. Dikutip dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, hanya sekitar lima persen terjadi penularan kusta.
Sebagai gambaran, dari 100 orang yang terpapar bakteri Mycobacterium leprae, 95 orang tidak sakit, 3 orang sembuh tanpa pengobatan karena daya tahan tubuhnya kuat, dan 2 orang terinfeksi kusta dan butuh pengobatan.
Jadi, boleh dikatakan kusta adalah penyakit menular, tapi tidak gampang menular.
Baca juga: Kenali Apa itu Penyakit Kardiovaskular dan Penyebabnya
Ada beberapa ciri-ciri kusta yang perlu diwaspadai, antara lain:
Bercak putih yang tidak diobati lambat laun bisa berkembang menjadi cedera seperti luka bakar.
Setelah itu, penyakit dapat berkembang dan memicu kelumpuhan di tangan dan kaki, pemendekan jari kaki dan tangan, bisul kronis yang susah sembuh di bagian bawah kaki, kebutuhan, alis gundul, sampai nyeri saraf kronis.
Setelah menyimak apa itu kusta, penyebab kusta, sampai ciri-ciri kusta; pastikan Anda mewaspadai penyakit ini. Segera periksa ke dokter atau puskesmas terdekat jika merasakan gejala di atas. Ingat, kusta dapat disembuhkan dan dicegah penularannya dengan terapi obat.
Baca juga: Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.