Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macam-macam Penyakit Autoimun Kulit yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 01/09/2022, 16:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Ada banyak jenis penyakit autoimun yang menyerang sel-sel kulit yang sehat.

Mengutip Verywell Health, penyakit kulit autoimun terjadi karena sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehatnya sendiri.

  • Normalnya sistem imun menghasilkan antibodi yang menyerang bakteri, virus, jamur, maupun racun.
  • Namun pada penderita penyakit ini, sistem imun menghasilkan autoantibodi, yang menyerang jaringan sehat tubuh sendiri.

Penyakit autoimun kulit ini biasanya menyerang di dua lapisan terluar.

Lapisan kulit paling luar adalah epidermin, kemudian di bawahnya adalah dermin yang mengandung sel vital, jaringan, dan struktur.

Berikut penjelasan singkat berbagai jenis penyakit autoimun kulit yang bisa menyerang kita:

Andre Irwanto Psoriasis merupakan penyakit autoimun yang menyerang kulit penderitanya. Salah satu gejala dari psoriasis adalah munculnya perubahan pada area kulit seperti bersisik, pecah-pecah, hingga berdarah. Psoriasis tak hanya merenggut kulit cantik miliki Chiara dan Thalia, akan tetapi juga sempat merenggut kepercayaan diri mereka. Meskipun begitu, psoriasis tak mampu merenggut semangat kedua wanita muda ini untuk tetap terus menjalani hidupnya. Lalu, bagaimana cara mereka melewati hidup bersama psoriasis? Dan, stigma apa saja yang harus mereka hadapi sebagai penyintas psoriasis? Simak selengkapnya perjuangan Chiara Lionel dan Thalia dalam menjalani kehidupan sebagai penyintas psoriasis di Indonesia, dalam program NARA Eps.2 di dalam video berikut ini! 0:00 Opening 0:39 Profil Chiara Lionel Salim 0:46 Awal Mula Terkena Psoriasis 1:36 Pengobatan yang Pernah Dijalani untuk Mengatasi Psoriasis 2:35 Hal Tersulit yang Pernah Dilalui Sebagai Penyintas Psoriasis 4:45 Perbedaan Alergi dan Psoriasis 6:06 Pemicu Psoriasis Kambuh 6:52 Hal Terberat Menjadi Penyintas Psoriasis 8:00 Titik Balik Bangkit sebagai Penyintas Psoriasis 9:29 Awal Mula Berdirinya Komunitas @psoriasis_id 11:15 Pesan untuk Para Penyitas Psoriasis 12:26 Profil Thalia 12:41 Awal Mula Terkena Psoriasis 14:15 Pengobatan yang Pernah Dilakukan untuk Mengatasi Psoriasis 14:58 Pemicu Psoriasis Kambuh 15:44 Kondisi Kulit Thalia saat ini 16:19 Hal Tersulit yang Harus Dilalui sebagai Penyitas Psoriasis 16:45 Stigma Masyarakat Terhadap Psoriasis 17:40 Perubahan Setelah Bergabung dengan Komunitas Psoriasis 18:39 Alasan Dibalik Pilihan Thalia Menjadi Seorang Dokter 19:18 Pesan untuk Masyarakat Indonesia yang Masih Belum Paham Mengenai Psoriasis 20:13 Pengobatan yang Sudah Dijalani untuk Mengatasi Psoriasis 21:59 Pesan Bagi Sesama Penyitas Psoriasis 22:35 Profil dr. Indah Widyasari, Sp.KK 22:43 Apa itu Psoriasis 22:59 Jenis Psoriasis 24:27 Pesan dr.Indah pada Masyarakat Mengenai Psoriasis 25:33 Faktor yang Menyebabkan Psoriasis Menjadi Kambuh 28:35 Terapi pada Psoriasis 29:00 Closing Produser: Lusia Kus Anna Video Editor: Andre Irwanto Videographer: Antonius Aditya Mahendra & Lukita Suharlim Kreatif: Niken Monica Desiyanti #nara #health #kesehatan #psoriasis #masalahkulit #penyintaspsoriasis #berjuangmelawanpsoriasis #autoimun #peradangankulit #pengobatanpsoriasis #gejalapsoriasis #kulitruam #kulitbersisik #remisipsoriasis #faktorrisikopsoriasis #perjuanganpsoriasis #pengobatanpsoriasis #stigma #stigmapsoriasis #penyakitautoimun #autoimun #psoriasis_id #chiaralionelsalim #thalia #drIndahWidyasari #dokterspesialiskulitkelamin #ZapClinic #kompashealth #akuratterpercaya #jernihmelihatdunia #jernihkanharapan

Baca juga: Panduan Makan untuk Penderita Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui

1. Psoriasis

Mengutip Verywell Health, psoriasis adalah gangguan autoimun kronis yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh Anda menjadi terlalu aktif dan mempercepat pertumbuhan sel kulit.

Penyakit autoimun kulit ini yang menyebabkan terbentuknya penumpukan sel kulit di lapisan bercak merah yang ditutupi sisik putih tebal (kulit mati), yang biasanya berada di area:

  • Siku
  • Lutut
  • Punggung bawah
  • Kulit kepala

Mengutip GoodRx Health, poriasis tidak hanya mempengaruhi kulit. Penderita penyakit autoimun ini juga dapat memiliki kondisi lain, seperti:

  • Artritis psoriatik: yang menyebabkan nyeri dan sendi bengkak
  • Penyakit jantung
  • Diabetes
  • Depresi

Psoriasis biasanya merupakan kondisi seumur hidup, dan pengobatan tergantung pada seberapa parah gejalanya.

Baca juga: 7 Kebiasaan Sederhana untuk Meningkatkan Sistem Imun

2. Skleroderma

Mengutip GoodRx Health, skleroderma adalah penyakit autoimun yang menyebabkan tubuh Anda membuat terlalu banyak kolagen, protein yang ditemukan di kulit dan jaringan lain.

Siapa pun bisa terkena skleroderma, tetapi biasanya menyerang orang berusia antara 30-50 tahun. Ada dua jenis utama skleroderma:

  • Skleroderma lokal (morfea): mempengaruhi kulit dan jaringan di bawahnya.
  • Skleroderma sistemik (sklerosis sistemik): mempengaruhi kulit dan organ lain, seperti jantung, paru-paru, ginjal, dan pembuluh darah. Ini adalah tipe yang lebih serius.

Kedua jenis skleroderma ini memiliki gejala yang sama, seperti bercak kulit yang mengeras, tebal, dan terasa kencang saat disentuh.

Bercak biasanya berwarna lebih gelap dari kulit normal. Bentuknya bulat dan lonjong atau membentuk garis di area:

  • Lengan
  • Kaki
  • Dahi

Belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun kulit, tetapi perawatan dapat membantu mengelola gejala yang berbeda.

Beberapa orang dengan skleroderma lokal mungkin tidak memerlukan pengobatan karena perubahan kulit dapat hilang dengan sendirinya.

Baca juga: Ciri-ciri Penyakit Autoimun Kulit yang Perlu Diketahui

3. Lupus kulit

Mengutip Verywell Health, lupus kulit adalah kondisi kulit autoimun di mana sistem kekebalan menyerang sel-sel kulit yang sehat dan merusak kulit.

Lupus kulit secara umum ditandai dengan muncul bercak kemerahan, gatal, nyeri, dan jaringan parut di kulit.

Mengutip GoodRx Health, pada penyakit autoimun kulit ini, ruam dapat memiliki pola yang berbeda:

  • Lupus kulit subakut: bercak merah, bersisik, bulat terutama pada kulit yang terkena sinar matahari.
  • Lupus diskoid: bercak tebal, berubah warna, bersisik di wajah, kulit kepala, atau telinga yang dapat menyebabkan kerontokan rambut.

Lupus kulit dapat memengaruhi banyak bagian tubuh Anda selain kulit, yaitu lupus eritematosus sistemik (SLE lupus).

Lupus jenis ini adalah yang paling serius dengan menyerang area, seperti:

  • Persendiaan
  • Otak
  • Ginjal
  • Jantung
  • Pembuluh darah

Penyakit autoimun kulit kronis ini paling sering menyerang wanita berusia 15-44 tahun.

Meskipun lupus kulit tidak dapat disembuhkan, penyakit ini dapat diobati secara efektif.

Perawatan termasuk obat-obatan, perlindungan kulit, dan perubahan gaya hidup.

Baca juga: Fungsi Sistem Imun Tubuh dan Cara Menjaga Kesehatannya

4. Dermatomiositis

Mengutip Verywell Health, dermatomiositis adalah gangguan autoimun yang terutama mempengaruhi otot, tetapi juga mempengaruhi kulit.

Bentuk dermatomiositis masa anak-anak berbeda dari orang dewasa.

Sebagian besar penyebab dermatomiositis anak-anak (JDM) dimulai antara usia 5-10 tahun dan ini mempengaruhi anak perempuan 2 kali lebih banyak dari pada anak laki-laki.

Mengutip GoodRx Health, penyakit autoimun langka ini akan menyebabkan Anda mengalami kelemahan otot, perubahan kulit, dan terkadang kesulitan bernapas atau menelan.

Biasanya penyakit autoimun kulit ini memengaruhi anak-anak antara usia 5-15 tahun dan orang dewasa antara usia 40-60 tahun.

Tanda pertama dermatomiositis adalah ruam ungu kemerahan pada kelopak mata (ruam heliotrop).

Perubahan kulit lainnya termasuk:

  • Benjolan merah atau ungu pada sendi luar tangan, lutut, atau siku.
  • Kulit merah atau berubah warna di bahu, leher, dan punggung atas.

Tidak ada obat untuk lupus atau dermatomiositis, tetapi obat yang berbeda yang menurunkan respon imun dapat membantu mengelola gejala.

Baca juga: Apa Itu Penyakit Autoimun?

5. Penyakit Behcet

Mengutip Verywell Health, penyakit Behcet adalah kelainan langka yang menyebabkan peradangan pembuluh darah di seluruh tubuh.

Penyakit ini ditandai dengan:

  • Sariawan
  • Masalah mata (seperti penglihatan kabur, nyeri, atau sensitivitas cahaya)
  • Ruam kulit (bintik-bintik seperti jerawat, atau benjolan keras yang menyakitkan)
  • Lesi genital

Tingkat keparahan penyakit autoimun kulit ini bervariasi dari orang ke orang.

Gejala penyakit ini dapat datang dan pergi yang dikenal sebagai periode remisi (saat gejala penyakit berhenti atau melambat) dan periode flare-up (saat aktivitas gejala penyakit tinggi).

Mengutip GoodRx Health, penyakit Behcet dapat terjadi pada semua usia, tetapi biasanya menyerang orang berusia 20-30-an tahun.

Tidak ada obat untuk penyakit Behçet, tetapi gejalanya biasanya dapat dikendalikan dengan perawatan.

Baca juga: 10 Tanda-tanda Sistem Imun Lemah yang Perlu Diperhatikan

6. Pemfigoid bulosa

Mengutip GoodRx Health, pemfigoid bulosa adalah sekelompok penyakit autoimun langka yang membentuk lepuh di kulit.

Penyakit ini paling umum menyerang orang yang berusia di atas 70 tahun.

Gejala pemfigoid bulosa meliputi munculnya rasa gatal, bintik lepuh keras di bagian kulit mana pun, termasuk mulut atau alat kelamin.

Dalam beberapa kasus, penderita hanya akan memiliki beberapa bintik. Sementara dalam kasus lainnya, bintik-bintik dapat menutupi sebagian besar tubuh mereka.

Penyakit neurologis, seperti demensia dan penyakit Parkinson, lebih sering terjadi pada orang dengan pemfigoid bulosa.

Ada berbagai obat yang dapat membantu mengobati pemfigoid (lebih lanjut tentang perawatan di bawah).
Bagi banyak orang, ruam akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa tahun.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Penyakit Autoimun yang Perlu Diketahui

7. Epidermolisis Bulosa

Mengutip Verywell Health, ada banyak bentuk epidermolisis bulosa, tetapi hanya satu yang bersifat autoimun, yaitu epidermolisis bulosa acquisita (EBA).

Semua bentuk kondisi penyakit ini akan menyebabkan lepuh berisi cairan berkembang sebagai respons terhadap cedera yang biasanya tidak menimbulkan reaksi.

EBA menyebabkan lecet di tangan dan kaki serta di selaput lendir.

Mendiagnosis epidermolisis bulosa acquisita bisa menjadi tantangan, tetapi penyakit ini memiliki karakteristik yaitu memengaruhi orang dewasa di usia 30-an dan 40-an.

Penyebab yang mendasari EBA tidak diketahui. Namun, peneliti berpikir komponen genetik mungkin terlibat karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi beberapa anggota keluarga.

Baca juga: Tanda-tanda Penyakit Autoimun yang Harus Diwaspadai

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com