Menurut hasil penelitian tersebut, para pria yang kurang tidur memiliki faktor nekrosis tumor yang lebih tinggi ketika kurang tidur selama satu minggu.
Faktor nekrosis tumor sendiri adalah suatu protein yang meningkatkan peradangan dan berkaitan dengan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan resistensi insulin yang mengakibatkan diabetes.
Kurang tidur pada pria ternyata juga bisa mempengaruhi level testosteron yang dimiliki.
Melansir Very Well Health, level testosteron pada pria sendiri menurun secara bertahap dari 1 persen hingga 2 persen setiap tahunnya.
Level testosteron pada pada pria akan naik perlahan dan puncaknya adalah ketika sudah tidur nyenyak.
Ketika tidur tidak nyenyak, maka level testosteron tidak akan bertambah dan akan timbul beberapa efek samping, seperti yang disebutkan oleh Very Well Health berikut:
Baca juga: 6 Gejala Sleep Apnea yang Sering Tak Disadari
Apnea tidur obstruktif atau obstructive sleep apnea (OSA) dikatakan lebih umum dialami oleh pria jika dibandingkan dengan wanita.
Melansir Sleep Education, OSA merupakan salah satu gangguan tidur serius yang bisa membuat Anda berhenti bernapas ketika tidur.
Penderita OSA yang mengalami kekurangan oksigen ketika tidur bisa mengalami masalah kesehatan serius dalam jangka waktu yang lama.
Tidak hanya itu saja, Sleep Education juga menyebutkan bahwa OSA yang tidak diobati segera akan meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, stroke, diabetes, dan depresi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.