Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Rematik, Penyakit Autoiun yang Harus Anda Ketahui

Kompas.com - 29/09/2022, 10:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Rematik (rheumatoid arthritis) yang menyebabkan Anda mengalami nyeri dan peradangan sendi merupakan penyakit autoimun bersifat kronis.

Mengutip Cleveland Clinic, rematik paling sering menyerang sendi tangan dan kaki dengan memengaruhi kedua sisi.

Jika sendi di salah satu lengan atau kaki Anda Anda diserang rematik, sendi yang sama di lengan atau kaki lainnya berpotensi akan terpengaruh juga.

Ini adalah salah satu cara dokter membedakan rematik dari bentuk radang sendi (arthritis) lainnya, seperti osteoarthritis (OA).

Baca juga: Tanda-tanda Rematik yang Harus Anda Waspadai

Peradangan yang tidak terkontrol mampu merusak tulang rawan, yang berfungsi sebagai "peredam kejut" di persendian Anda.

Pada akhirnya bisa mengikis tulang dan menyebabkan sendi menyatu. Penyatuan sendi sebagai usaha tubuh untuk melindungi diri dari iritasi terus-menerus.

Terkadang, rematik tidak hanya memengaruhi sendi saja, tetapi juga bagian tubuh lainnya yaitu:

  • Kulit
  • Mata
  • Mulut
  • Paru-paru
  • Jantung

Baca juga: 13 Hal yang Penting Diketahui tentang Rematik

Penyebab

Mengutip Healthline, rematik terjadi ketika sistem imun tubuh Anda mengirimkan antibodi ke lapisan sendi.

Antibodi tersebut menyerang jaringan yang melapisi sendi Anda, menyebabkan sel-sel lapisan (sel sinovial) membelah dan berkontribusi pada peradangan.

Selama proses ini, bahan kimia dilepaskan yang dapat merusak tulang, tulang rawan, tendon, dan ligamen di dekatnya.

Jika remtik tidak diobati, sendi akan menjadi rusak dan kehilangan bentuk dan keselarasannya, akhirnya menjadi hancur.

Namun, belum diketahui pasti penyebab rematik bisa terjadi.

Mengutip Cleveland Clinic, para peneliti berpikir itu disebabkan oleh kombinasi faktor genetika, hormon, dan lingkungan.

Baca juga: Pemilik Golongan Darah Ini Dianggap Lebih Rentan Terkena Rematik

Berikut faktor risiko penyebab rematik secara tidak langsung:

  • Usia: rematik paling umum terjadi di antara orang dewasa di usia 50-an. Risiko terus meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Jenis kelamin: kaum wanita paling umum dalam mengembangkan rematik dari pada orang laki-laki.
  • Genetika: orang yang lahir dengan gen tertentu, yang disebut genotipe HLA kelas II, lebih mungkin mengembangkan rematik. Risiko rematik mungkin paling tinggi ketika orang dengan gen ini mengalami obesitas atau terpapar faktor lingkungan, seperti merokok.
  • Riwayat kelahiran: wanita dengan ovarium yang belum pernah melahirkan ada kemungkinan memiliki risiko lebih besar terkena rematik dari pada mereka yang telah melahirkan.
  • Paparan kehidupan awal: menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, anak-anak yang ibunya merokok memiliki risiko dua kali lipat terkena RA saat dewasa.
  • Merokok: studi menunjukkan bahwa orang yang merokok akan meningkatkan risiko penyebab rematik.
  • Kebiasaan makan: orang yang mengkonsumsi makanan tinggi natrium, gula (terutama fruktosa), daging merah, dan zat besi cenderung memiliki faktor risiko terkena rematik lebih tinggi.
  • Kegemukan: memiliki obesitas dapat membuat Anda memiliki risiko penyebab rematik lebih besar.

Baca juga: 10 Obat Alami untuk Mengatasi Rematik yang Perlu Diketahui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau