Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Obat-obatan Pemicu Kolesterol Tinggi yang Penting Diketahui

Kompas.com - 09/10/2022, 21:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

3. Amiodarone

Amiodarone adalah obat yang digunakan untuk mengobati kondisi yang dikenal sebagai aritmia jantung.

Aritmia jantung adalah detak jantung tidak teratur yang disebabkan sinyal listrik di otot jantung tidak berfungsi dengan baik.

Kondisi ini dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia), terlalu lambat (bradikardia), atau tidak teratur.

Di sisi lain, obat jenis ini dapat menjadi pemicu kolesterol LDL tinggi. Namun, umumnya tidak memengaruhi kadar kolesterol baik.

Amiodarone umumnya digunakan untuk mengobati atau mencegah aritmia yang mengancam jiwa.

Umum juga untuk mengobati gangguan irama jantung pada orang yang berisiko terkena serangan jantung dan komplikasi serius lainnya.

Baca juga: Obat-obatan Penyebab Anemia Hemolitik yang Perlu Diketahui

4. Siklosporin

Siklosporin adalah jenis obat yang dikenal sebagai imunosupresan.

Obat jenis ini bekerja dengan mengurangi respons sistem imun, yang melawan infeksi, penyakit, dan hal lain yang dianggap tidak normal.

Siklosporin digunakan untuk mencegah penolakan organ, di mana sistem imun menyerang jaringan yang didonorkan.

Selain itu, juga dapat digunakan untuk mengobati penyakit autoimun.

Sayangnya, siklosporin memiliki banyak efek samping, salah satunya menjadi pemicu kolesterol tinggi.

Meski begitu, manfaatnya untuk mencegah penolakan organ atau mengobati penyakit autoimun umumnya lebih besar dari pada efek samping tersebut.

Jika diperlukan, obat penurun kolesterol dapat diresepkan untuk melawan efek ini.

Baca juga: Obat-obatan Pemicu Asam Urat Tinggi yang Harus Diwaspadai

5. Steroid anabolik

Steroid anabolik adalah sekelompok obat hormon seks pria.

Obat ini banyak digunakan secara ilegal oleh atlet untuk membangun otot.

Namun, juga memiliki kegunaan medis yang sah, seperti untuk mengobati beberapa jenis anemia atau kondisi yang disebut hipogonadisme, di mana tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron.

Di sisi lain, steroid anabolik dapat menjadi pemicu kolesterol tinggi secara dramatis dengan manaikkan LDL dan menurunkan HDL.

Dengan penggunaan jangka panjang, obat jenis ini dapat meningkatkan risiko pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), tekanan darah tinggi, penyakit arteri koroner, serta diabetes tipe 2.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com