KOMPAS.com - Beberapa orang berpikir bahwa aktivitas seksual atau bercinta selama kehamilan dapat membahayakan janin, bahkan meningkatkan risiko keguguran.
Padahal, hubungan seks umumnya tidak membahayakan kondisi janin, asalkan kehamilannya bukan kehamilan yang memiliki risiko tinggi.
Hal itu karena bayi dilindungi oleh otot rahim yang kuat, cairan ketuban, dan sumbat lendir yang berkembang di sekitar leher rahim.
Baca juga: 4 Penyebab Pendarahan Usai Bercinta
Ada kemungkinan bahwa orgasme atau penetrasi dapat memicu braxton hicks atau kontraksi ringan menjelang akhir kehamilan. Namun, kontraksi ini tidak menginduksi persalinan.
Seks selama hamil memang aman, namun Anda perlu memperhatian posisi bercinta saat hamil.
Posisi bercinta saat hamil menentukan kenyamanan pasangan suami istri dan mencegah rasa sakit.
Apalagi, kondisi perut yang membesar disertai penambahan berat badan, kerap membuat para bumil mengalami nyeri punggung dan pembengkakan kaki.
Beberapa wanita yang sedang hamil juga mengalami penurunan gairah yang menyebabkan vaginanya kering atau susah basah.
Agar lebih paham, berikut posisi bercinta saat hamil sesuai trimester kehamilan yang perlu Anda ketahui.
Bercinta di awal kehamilan sebaiknya dilakukan dengan cara perlahan dengan posisi paling aman, seperti misionaris atau man on top.
Jika Anda tidak yakin akan kondisi pasangan, konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter spesialis kandungan.
Terlebih, di trimester pertama kehamilan, kebanyakan wanita mengalami perubahan hormonal yang menyebabkan morning sickness sehingga kondisi fisik mereka tidak terlalu fit.
Baca juga: 11 Cara Merasakan Orgasme Puting Saat Berhubungan Seks
Pada trimester kedua, keluhan morning sickness pada ibu hamil biasanya mulai menghilang hingga gairah seks kembali muncul.
Di masa ini, perut ibu hamil mulai membesar karena janin sedang bertumbuh. Untuk itu, posisi bercinta yang tepat pada trimester kedua yaitu:
Perut bumil kian membesar di trimester ketiga. Posisi bercinta yang aman dilakukan yaitu woman on top, spooning, dan doggy style.
Baca juga: 3 Cara Agar Wanita Mencapai Orgasme Saat Berhubungan Seks
Selain penetrasi yang melibatkan vagina dan penis, seks oral dan anal juga terbilang aman dilakukan selama masa kehamilan.
Namun, saat melakukan seks oral, pasangan dianjurkan tidak meniupkan gelembung udara ke dalam vagina. Pasalnya, tindakan ini dapat mengakibatkan emboli udara atau terbentuknya gelembung udara yang menghalangi pembuluh darah.
Meskipun sangat jarang terjadi, emboli udara dapat mengancam keselamatan ibu hamil dan janin yang ia kandung.
Seks anal juga tidak membahayakan bayi, tetapi mungkin akan menimbulkan ketidaknyamanan jika seorang wanita menderita wasir atau ambeien selama kehamilan.
Selain itu, Anda dianjurkan tidak melakukan seks vaginal setelah anal. Pasalnya, hal ini dapat menyebabkan bakteri menyebar dari rektum ke vagina yang mengakibatkan infeksi.
Bidan atau dokter kandungan mungkin menyarankan seorang wanita untuk menghindari hubungan seksual (penetrasi) selama masa kehamilan, apabila:
Baca juga: 3 Posisi Bercinta untuk Mendukung Terjadinya Kehamilan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.