Namun, kandungan ramen dalam mi instan mencapao 1760 miligram sodium, yang setara dengan 75 persen dari batas harian yang direkomendasikan.
Mi instan dicerna tubuh secara lambat. Peneitian dari Massachusetts menemukan bahwa mi instan masih utuh setelah dua jam dalam pencernaan.
Hal ini bisa memicu kembung dan reensi cairan.
Retensi cairan cenderung berkembang setelah seseorang makan natrium dalam jumlah besar (yaitu lebih dari 1.700 miligram).
Kondisi ini juga bisa membuat Anda merasa begah dan lemas.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Makan Mie Instan? Berikut Faktanya...
Satu bungkus mi instan biasanya mengandung kalori sekitar 380 kalori.
Sebab, mi instan mengandung karbohdirat olahan yang bisa menyebabkan gula darah berflktuasi cepat.
Hal inilah yang membuat kita tidak bisa merasa kenyang lebih lama. Pada akhirnya, kita bisa makan berlebihan dan kalori yang masuk ke tubuh pun semakin banyak.
Kandungan serat dan protein mi instan juga sangat rendah. Padahal, dua nutrisi tersebut sangat penting untuk manajemen berat badan.
Lemak jenuh dalam mi instan juga sangat tinggi. Hal inilah yang bisa menyebabkan penumpukan lemak di tubuh, yang membuat berat badan bertambah.
Makan mi instan setiap hari juga menyebabkan retensi air dan kembung karena kandungan natriumnya yang tinggi, yang juga dapat memengaruhi berat badan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.