KOMPAS.COM - Pernahkah Anda merasa sering atau mudah lapar sehingga melahap apa pun yang ada di meja makan atau lemari penyimpanan makanan?
Perasaan mudah lapar atau disebut polifagia yang membuat seseorang makan berlebihan dapat disebabkan oleh beberapa faktor di luar penyakit.
Sebagai contoh, saat momen liburan kita mengonsumsi berbagai jenis makanan berat dan camilan atau konsumsi nutrisi tambahan ketika seseorang melakukan olahraga berat.
Baca juga: Paparan Sinar Matahari Bikin Lapar, Kok Bisa?
Namun, perasaan sering lapar atau peningkatan napsu makan yang ekstrem juga dapat disebabkan karena beberapa masalah kesehatan, antara lain:
Mudah lapar atau polifagia bisa saja menjadi gejala atau kondisi yang diderita pasien diabetes.
Penyakit diabetes membuat tubuh mengalami masalah dalam memproduksi dan memanfaatkan insulin sehingga glukosa tidak tersalurkan menjadi energi.
Penyakit diabetes juga menyebabkan senyawa kimia pembawa pesan antar sel saraf di dalam otak atau neurotransmitter terganggu. Kondisi ini menyebabkan rasa lapar terus menerus pada pasien diabetes.
Hipoglikemia merupakan kondisi saat gula darah terlalu rendah. Kondisi ini paling sering terjadi pada penderita diabetes, namun dapat pula menyerang orang sehat.
Dilansir dari Mayo Clinic, hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah seseorang berada di bawah ambang batas normal.
Seseorang bisa disebut mengalami hipoglikemia jika hasil pengukuran kadar gula darah puasanya berada di bawah 70 mg/dL.
Selain mudah lapar, berikut gejala lain hipoglikemia:
Baca juga: 4 Alasan Kenapa Saat Hujan Perut Jadi Lapar
Ini merupakan kondisi saat tiroid (kelenjar penghasil hormon yang mengontrol banyak fungsi tubuh) bekerja terlalu cepat.
Salah satu fungsi hormon tiroid adalah mengontrol metabolisme, sehingga napsu makan bisa meningkat jika hormon tiroid terlalu banyak.
Beberapa gejala hipertiroidisme yaitu:
Perubahan hormon terkait siklus bulanan wanita dapat meningkatkan rasa lapar sebelum menstruasi.
Lonjakan estrogen dan progresteron, serta penurunan serotonin menimbulkan keinginan yang kuat untuk konsumsi makanan berkarbohidrat dan lemak.
Gejala PMS lainnya yaitu:
Baca juga: 10 Makanan yang Justru Bikin Cepat Lapar dan Tidak Awet Kenyang
Kurang tidur dapat mempersulit tubuh Anda dalam mengontrol kadar hormon yang mengatur rasa lapar. Selain merasa sangat lapar, seseorang yang kurang tidur mungkin membutuhkan makanan berkalori.
Gangguan tidur seperti sleep apnea juga mengakibatkan seseorang makan lebih banyak dari biasanya.
Kurang tidur juga membuat Anda mengalami masalah memori, kantuk di siang hari, dan kelelahan.
Konsumsi makanan berkarbohidrat dan lemak yang tidak sehat, seperti makanan cepat saji bisa mengakibatkan seseorang tidak merasa puas atau merasa terus lapar.
Makanan cepat saji cenderung kurang nutrisi. Makanan tersebut mungkin hanya nikmat di lidah tapi tidak mengandung serat dan protein.
Untuk itu, cobalah konsumsi makanan sehat seperti:
Saat stres, tubuh melepaskan sejumlah hormon yang disebut dengan kortisol. Pelepasan kortisol mengakibatkan seseorang mudah lapar.
Rasa lapar yang ekstrem saat Anda stres atau cemas, bisa saja merupakan respons emosional. Hal itu lantas membuat seseorang menjadikan makanan sebagai pelampiasan dari emosi negatif, baik secara sadar maupun tidak.
Stres juga dapat menimbulkan gejala fisik lainnya, seperti:
Baca juga: Mengenal Ghrelin, Hormon yang Mengatur Sensasi Lapar dan Kenyang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.