Efek samping dan risikonya ringan dibandingkan dengan obat kesuburan suntik yang lebih kuat.
Baca juga: 8 Penyebab Kesuburan Wanita Menurun, dari Faktor Usia sampai Penyakit
Mengutip NICHD, letrozole (Femara) adalah pil oral yang menurunkan jumlah hormon estrogen dan merangsang indung telurnya untuk melepaskan sel telur.
Mengutip Verywell Family, letrozole semula tidak dimaksudkan sebagai obat kesuburan. Ini adalah obat kanker payudara, tetapi sekarang sering digunakan untuk mengobati masalah ovulasi.
Obat ini bisa digunakan sendiri, bersamaan dengan obat lain atau obat kesuburan. Bisa juga sebagai bagian dari pengobatan IUI.
Menurut beberapa penelitian, Femara mungkin lebih efektif dari pada Clomid pada wanita dengan PCOS (sindrom polikistik ovarium) dan wanita yang resisten terhadap Clomid.
Resisten terhadap Clomid berarti Clomid tidak merangsang ovulasi seperti yang diharapkan.
Efek samping dan risiko penggunaan letrozole (Femara) sangat mirip dengan clomiphene citrate (Clomid).
Baca juga: 4 Obat untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi dan Efek Sampingnya
Mengutip NICHD, gonadotropin adalah obat hormon yang disuntikkan pada wanita untuk secara langsung merangsang sel telur tumbuh di ovarium dan menyebabkan ovulasi.
Dokter biasanya meresepkan gonadotropin ketika Anda resisten terhadap obat clomiphene citrate.
Mengutip Verywell Family, gonadotropin dikenal sebagai obat perangsang ovulasi terkuat.
Obat ini mengandung hormon stimulasi folikel (FSH) yang serupa secara biologis, hormon luteinizing (LH), atau kombinasi keduanya.
Obat gonadotropin biasanya diberikan melalui suntikan di jaringan lemak (suntikan subkutan).
Efek samping obat kesuburan wanait ini yang paling umum termasuk:
Risiko Anda untuk mengandung anak kembar dua, tiga, atau kelipatan yang lebih tinggi secara signifikan lebih tinggi dengan penggunaan gonadotropin dibandingkan dengan obat oral seperti Clomid.
Risiko Anda terkena sindrom hiperstimulasi ovarium juga jauh lebih tinggi.
Baca juga: 10 Makanan untuk Kesuburan Pria dan Wanita