Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali 5 Jenis Batu Ginjal dan Cara Mendeteksinya

Kompas.com - 08/12/2022, 10:33 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Batu ginjal merupakan gumpalan keras mineral yang mengkristal. Ada 5 jenis batu ginjal yang dapat dideteksi dengan serangkaian pemeriksaan oleh dokter.

Diketahui, rasa sakit akibat batu ginjal dimulai ketika batu bergerak ke ureter yang sempit sehingga menyebabkan tekanan pada ginjal.

Baca juga: Tes Apa yang Digunakan untuk Diagnosis Batu Ginjal?

Rasa sakit yang tajam umumnya terasa di bagian punggung bagian belakang, punggung samping, di bawah tulang rusuk, area perut, hingga selangkangan.

Selain sakit atau nyeri luar biasa, batu ginjal juga ditandai dengan gejala berikut:

  1. sakit dan sensasi terbakar saat buang air kecil
  2. tidak bisa menahan berkemih
  3. urine keruh, berbau, mengandung darah
  4. penyumbatan saluran kemih, membuat seseorang buang air kecil dengan volume yang sangat sedikit.

Mengenali jenis-jenis batu ginjal dapat membantu Anda menentukan penyebabnya dan memberi petunjuk mengenai cara pencegahannya.

5 Jenis batu ginjal

Dikutip dari Mayo Clinic, berikut 5 jenis batu ginjal yang perlu Anda ketahui:

  • Batu kalsium oksalat

Batu kalsium, biasanya dalam bentuk batu kalsium oksalat, merupakan jenis batu ginjal yang paling sering terjadi.

Batu ini terjadi ketika urine mengandung banyak kalsium (hiperkalsiuria) dan kadar oksalat di dalam tubuh tinggi.

Diketahui, oksalat adalah zat yang diproduksi setiap hari oleh hati atau diserap dari makanan yang Anda konsumsi.

Buah-buahan dan sayuran tertentu, serta kacang-kacangan dan cokelat, memiliki kandungan oksalat yang tinggi.

Selain itu, vitamin D dosis tinggi, operasi bypass usus, dan beberapa gangguan metabolisme juga dapat meningkatkan konsentrasi kalsium atau oksalat dalam urine.

Baca juga: 8 Tanda Batu Ginjal, Nyeri Selangkangan hingga Urine Berdarah

  • Batu kalsium fosfat

Batu kalsium juga dapat terjadi dalam bentuk kalsium fosfat. Jenis batu ini lebih sering terjadi pada kondisi metabolik, seperti asidosis tubulus ginjal.

Kondisi ini juga dikaitkan dengan efek samping obat-obatan tertentu yang yang digunakan untuk mengobati migrain atau kejang, seperti topiramate (Topamax, Trokendi XR, Qudexy XR).

  • Batu struvit

Batu struvit merupakan campuran dari magnesium, fosfat, dan kalsium karbonat dalam urine.

Pembentukan batu ginjal jenis struvit merupakan respons terhadap infeksi saluran kemih. Batu struvut dapat tumbuh dengan cepat dan menjadi sangat besar.

  • Batu asam urat

Batu ginjal jenis ini terbentuk akibat tingginya kadar asam urat dalam urine.

Melonjaknya kadar asam urat dapat disebabkan karena konsumsi makanan tinggi purin, seperti jeroan, ikan tuna, teri, hingga minuman beralkohol.

Orang yang kekurangan cairan atau dehidrasi akibat diare atau malabsopsi juga berisiko memiliki batu asam urat.

Selain itu, faktor genetik dan kelebihan berat badan (obesitas) juga dapat memicu terbentuknya batu asam urat.

  • Batu sistin

Ini merupakan jenis batu ginjal yang paling jarang terjadi. Batu sistin terbentuk akibat salah satu penyakit genetik yang disebut sistinuria.

Dilansir dari Cleveland Clinic, sistinuria adalah kondisi bawaan yang menyebabkan sistin kimia, yaitu asam amino dalam tubuh, menumpuk di urine.

Baca juga: 8 Obat Batu Ginjal Alami yang Praktis ala Rumahan

Cara mengetahui jenis batu ginjal 

Seseorang yang didiagnosis memiliki batu ginjal mungkin ingin mengetahui jenis batu yang ada di dalam tubuhnya.

Dikutip dari Healthline, untuk mengetahui jenis batu ginjal yang dimiliki, Anda perlu melakukan serangkaian pemeriksaan di rumah sakit.

Berikut beberapa pemeriksaan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter:

Rontgen perut atau CT scan untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan lokasi batu ginjal

Tes laboratorium, meliputi urinalisis atau cek urine dan tes darah. Tes ini memberi sampel dari berbagai jenis molekul yang ada di dalam urine atau darah Anda

Jika Anda khawatir terkena salah satu jenis batu ginjal di atas, jangan diabaikan dan coba konsulatasikan dengan dokter. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com