KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar istilah sindrom metabolik?
Seperti diketahui, masalah kesehatan ini kerap dikaitkan dengan penyakit kronis seperti penyakit jantung dan stroke.
Untuk mengenal lebih dekat dengan gangguan kesehatan ini, kenali apa itu sindrom metabolik dan bahayanya.
Baca juga: 7 Penyebab Sindrom Metabolik, Cara Mengobati, dan Pencegahannya
Dilansir dari WebMD, sindrom metabolik adalah sekelompok masalah kesehatan terkait beberapa hal yakni perut buncit atau penumpukan lemak di perut (lemak visceral), trigliserida tinggi, kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi.
Agar lebih jelas, simak pemaparannya berikut ini:
Secara umum, lemak yang menumpuk di area perut menyebabkan ukuran pinggang menjadi besar. Pada wanita dilihat dari ukuran lingkar pinggang sekitar 89 cm, sementara pria 102 cm atau lebih.
Penumpukan lemak di perut menyebabkan peradangan yang memicu kerusakan arteri, organ hati, dan memicu penyakit jantung.
Baca juga: 6 Buah untuk Menurunkan Trigliserida Tinggi dalam Darah
Trigliserida adalah jenis lemak dalam darah akibat dari kelebihan kalori di dalam darah.
Kita perlu menjaga kadar trigliserida pada batas normal yaitu di bawah 150 mg/dL untuk mencegah sindrom metabolik.
Orang dengan trigliserida tinggi dapat minum obat sesuai saran dokter untuk mengatasi kondisinya. Namun, cara terbaik adalah dengan menurunkan berat badan, olahraga, dan mengurangi asupan kalori.
Kolesterol tinggi ditandai dengan hasil pemeriksaan melalui panel lipid di atas 240 mg/dL. Namun, kadar kolesterol 200-239 mg/dL sudah masuk ambang batas tinggi sehingga usahakan kolesterol berada di bawah 200 mg/dL.
Kolesterol tinggi dapat dipicu karena konsumsi beberapa makanan, seperti:
Selain faktor makanan, kolesterol tinggi juga dipicu karena kolesterol baik atau HDL yang lebih sedikit dibanding kolesterol jahat atau LDL.
HDL dikatakan kurang jika berada di bawah 50 mg/dL untuk wanita, atau kurang dari 40 mg/dL untuk pria.
Anda mungkin dapat meningkatkan kadar HDL Anda dengan penurunan berat badan, pola makan yang lebih baik, dan perubahan gaya hidup lainnya.
Baca juga: Trigliserida Tinggi, Makanan Apa yang Harus Dihindari?
Gula darah tinggi juga memicu sindrom metabolik. Gula darah tinggi yang dimaksud adalah pengukuran setelah Anda puasa selama 8 jam.
Diketahui, puasa atau tidak makan selama 8 jam menyebabkan tubuh mulai kehabisan gula darah dari makanan dan mulai menggunakan glukosa cadangan.
Namun, sebagian orang mungkin tetap memiliki hasil cek gula darah tinggi atau lebih dari 100 mg/dL. Inilah tanda bahaya yang dapat menyebabkan sindrom metabolik.
Tekanan darah adalah kekuatan darah yang mendorong arteri saat jantung memompa dan beristirahat. Jika tekanan darah lebih tinggi dari 130/85, Anda berisiko terkena sindrom metabolik.
Menjaga kadar kolesterol, tekanan darah, trigliserida, gula darah, serta mencegah timbunan lemak di perut adalah hal yang penting dilakukan agar tidak terkena sindrom metabolik.
Baca juga: 4 Makanan Pemicu Kolesterol Tinggi yang Wajib Dihindari
Dikutip dari Mayo Clinic, sindrom metabolik yang dipicu oleh timbunan lemak di perut, kolesterol, trigliserida, gula darah, dan tekanan darah tinggi berpotensi meningkatkan risiko terhadap:
Setelah menyimak apa itu sindrom metabolik dan bahayanya, pastikan Anda tidak lagi menyepelekan masalah kesehatan ini.
Pastikan Anda rutin berkonsultasi ke dokter untuk mengontrol perut buncit, kolesterol, trigliserida, dan tekanan darah agar kadarnya tetap ideal.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.