KOMPAS.com - Pria mengeluarkan sperma yang terkandung dalam air mani melalui proses yang disebut dengan ejakulasi.
Ejakulasi umumnya terjadi pada pria setelah melakukan aktivitas seksual, seperti penetrasi atau masturbasi sebagai salah satu bentuk dari orgasme.
Baca juga: Sperma Keluar Saat Seks Anal, Apakah Bisa Menyebabkan Kehamilan?
Sejumlah studi menyebut ada beberapa manfaat ejakulasi bagi kesehatan pria, seperti meredakan stres hingga mencegah kanker prostat.
Kendati demikian, tidak semua pria rutin melakukan aktivitas seksual untuk mengeluarkan air mani dan spermanya.
Artikel ini akan membahas mengenai apa yang terjadi jika sperma tidak dikeluarkan.
Baca juga: Mahfud MD Merasa Jokowi Berubah pada April 2022: Mulai Lihat Pembelokan...
Disarikan dari Healthline dan Medical News Today, sperma yang tidak dikeluarkan secara sengaja umumnya tidak membahayakan kesehatan pria.
Dalam kebanyakan kasus, sperma atau air mani yang tidak dikeluarkan secara sengaja juga tidak memengaruhi gairah seks dan kesuburan seorang pria.
Air mani dan sperma yang tidak dikeluarkan nantinya akan dipecah dan diserap kembali oleh tubuh.
Baca juga: 6 Kebiasaan untuk Menambah Jumlah Sperma, Termasuk Berhubungan Seks
Pria yang sengaja tidak mengeluarkan spermanya, juga dapat memiliki beberapa keuntungan, di antaranya:
Sementara itu, satu-satunya efek samping tidak mengeluarkan sperma yang bisa dialami pria yaitu masalah psikologis.
Untuk diketahui, gairah seks seperti yang dimiliki pria saat atau setelah melakukan aktivitas seksual dapat meningkatkan pelepasan hormon oksitosin dan dopamin.
Baca juga: Jokowi Lapor ke Polda Metro soal Polemik Ijazah Palsu, Mahfud MD: Itu Hak tapi...
Hormon oksitosin dan dopamin yang muncul setelah pria berejakulasi bermanfaat dalam menciptakaan perasaan bahagia hingga meredakan stres.
Pada pria yang sengaja mencegah spermanya keluar, kemungkinan besar tidak mendapatkan manfaat dari oksitosin dan dopamin.
Jadi, sperma yang tidak dikeluarkan umumnya tidak memberi dampak negatif bagi pria.
Hal yang terjadi jika sperma tidak dikeluarkan justru menguntungkan pria karena dampak positif seperti peningkatan stamina hingga menjaga fokus.
Baca juga: 5 Penyebab Sperma Encer
Jika bukan karena disengaja, tidak mengeluarkan sperma bisa menjadi ciri-ciri masalah reproduksi, seperti:
Ejakulasi retrogade sering disebut dengan ejakulasi mundur. Pria yang mengalami ejakulasi retrogade, cairan spermanya tidak keluar melalui penis, melainkan masuk ke kandung kemih.
Ejakulasi retrogade umumnya tidak berbahaya, namun bisa menyebabkan ganggun kesuburan pria atau infertalitas.
Baca juga: Kisah Penerbangan Saudia 163: Saat Pintu Dibuka di Bandara, 301 Penumpang Ditemukan Sudah Tewas
Anejakulasi juga sering disebut dengan orgasme kering. Orang dengan anejakulasi masih dapat merasakan orgasme dan menghasilkan sperma, namun tidak dapat melakukan ejakulasi atau pelepasan air mani.
Ada 2 jenis anejakulasi yaitu primer dan sekunder. Anejakulasi primer adalah kondisi saat pria sama sekali tidak bisa berejakulasi.
Sementara itu, anejakulasi sekunder merupakan kondisi ketika pria kehilangan kemampuan untuk ejakulasi, padahal sebelumnya masih mampu.
Anejakulasi dapat disebabkan oleh:
Baca juga: Idealnya, Sperma Harus Keluar Berapa Kali dalam Seminggu?
Tidak mengeluarkan sperma secara sengaja umumnya tidak berbahaya bagi kesehatan. Namun, jika bukan karena itu, sperma yang tidak keluar bisa saja disebabkan karena ejakulasi retrogade atau anejakulasi.
Pria dengan kondisi anejakulasi (disfungsi seksual) atau ejakulasi retrogade perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mencegah kondisi seperti kemandulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.