KOMPAS.com - Gula darah tinggi berpotensi menyebabkan diabetes, masalah ginjal, kerusakan saraf, masalah penglihatan, stroke, hingga penyakit jantung.
Untuk itu, kita perlu mengetahui apa saja penyebab kenaikan gula darah, selain makanan manis dan tinggi karbohidrat.
Baca juga: Kenali Apa itu Gula Darah Tinggi, dari Gejala hingga Pencegahannya
Simak penjelasan berikut untuk memahami apa saja pemicu glukosa tinggi yang tak terduga.
Dari kopi hingga dehidrasi, berikut 5 pemicu kadar gula darah tinggi yang perlu Anda waspadai:
Kopi murni yang berasal dari biji yang sudah di-roasting ternyata bisa menjadi pemicu gula darah tinggi, bahkan jika kita tidak menambahkan gula atau krimer.
Dikutip dari Endocrinweb, hal ini terjadi karena kafein pada kopi memicu respons hormonal dalam tubuh manusia.
Pertama, kafein memblokir reseptor adenosin sehingga mencegah rasa kantuk. Orang yang begadang cenderung mengalami peningkatan gula darah karena resistensi insulin.
Resistensi insulin ini memicu rasa lapar yang mendorong Anda meningkatkan porsi makan dan akhirnya menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
Kondisi akan semakin parah jika Anda tergoda untuk mengonsumsi camilan manis, makanan cepat saji rendah gizi, atau merokok.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Normal pada Orang Sehat?
Kemudian, kafein meningkatkan efek stimulan alami yaitu serotonin, dopamin, dan asetilokin yang diproduksi oleh otak. Kondisi ini meningkatkan pelepasan adrenalin.
Adrenalin tersebut dapat memberi sinyal pada hati untuk melepaskan glukosa yang disimpan, sekaligus meningkatkan jumlah gula yang masuk ke dalam darah.
Kurang tidur menyebabkan tubuh melepas lebih banyak hormon kortisol atau mengalami sindrom Cushing.
Hormon kortisol mengakibatkan seseorang mengalami stres berlebih dan akhirnya menyebabkan kenaikan kadar gula darah.
Seseorang yang mengalami kesakitan akibat mengidap penyakit kronis, trauma karena kecelakaan, berisiko mengalami stres, gangguan cemas, dan masalah psikis lainnya.
Dilansir dari CDC, masalah kejiwaan inilah yang menyebabkan tubuh kurang sensitif terhadap insulin dan akhirnya membuat gula darah naik.
Baca juga: Berapa Kadar Gula Darah Tinggi yang Berbahaya bagi Pasien Diabetes?