KOMPAS.com - Varian baru Covid-19 Arcturus sudah masuk Indonesia. Jadi, penting untuk kita mewaspadai gejalanya.
Pada Kamis (13/4/2023), Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa subvarian Omicron XBB.1.16 alias Arcturus telah masuk Indonesia.
Pernyataan itu didasari hasil penelusuran genome sequencing pada pekan keempat Maret 2023.
Baca juga: Kenali Varian Baru Covid-19 Arcturus, Asal-usul, dan Gejalanya
Dikutip dari The Independent, Arcturus memiliki satu mutasi tambahan pada spike protein, yang dalam penelitian laboratorium menunjukkan peningkatan infeksivitas serta potensi peningkatan patogenisitas.
Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum melihat ada perubahan yang bisa menyebabkan peningkatan keparahan penyakit pada individu atau populasi.
Para ilmuwan di Universitas Tokyo membandingkan subvarian Kraken dan Arcturus. Hasilnya adalah varian Covid-19 terbaru ini bisa menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien dari pada kerabatnya.
Hasil pengamatan mereka juga menilai bahwa Arcturus lebih sangat kebal terhadap antibodi yang tertinggal di tubuh dari infeksi Covid-19 sebelumnya.
Baca juga: Mengenal Kraken, Sub-Varian Covid-19 Terbaru yang Paling Menular
Varian baru Covid-19 ini disebut sebagai penyebab peningkatkan kasus Covid-19 di India pada April 2023.
Kementerian Kesehatan India melaporkan kasus Covid-19 aktif per 12 April ada sebanyak 40.215. Angka tersebut naik 3.122 hanya dalam satu hari.
Sementara itu pada 29 Maret 2023 dalam konferensi pers, Dr Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis WHO untuk Covid-19 telah mengumumkan bahwa varian Covid-19 Arcturus sudah beredar setidaknya di 22 negara.
Untuk dapat mewaspadai varian baru Covid-19 Arcturus, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang macam gejalanya.
Baca juga: Rekam Jejak 10 Varian Covid-19 dari Alpha hingga Omicron
Mengutip Economic Times, saat ini tidak ada data kuat yang membuktikan apakah varian Covid-19 Arcturus menyebabkan serangkaian gejala baru pada anak dan pasien secara umum.
Dr SK Nakra, Konsultan Dokter Umum Anak di Madhukar Rainbow Children's Hospital mengatakan gejala varian baru Covid-19 Arcturus bisa meliputi:
Baca juga: Berkontribusi Tangani Covid-19, Aplikasi Good Doctor Raih Penghargaan
Di Indonesia, varian baru Covid-19 Arcturus sudah menyebabkan dua kasus dan keduanya sudah sembuh pada Kamis (13/4/2023).
Keduanya menunjukkan gejala varian Covid-19 Arcturus yang hampir sama.
Dikutip dari Antara, pasien pertama berinisial TSH (56). Ia telah suntik vaksin Covid-19 sebanyak 3 dosis (Sinovac, Sinovac, dan AstraZeneca).
Ia terindentifikasi positif Arcturus berdasarkan pengambilan sampel pada 24 Maret 2023 di Laboratorium GSI Jakarta.
TSH diketahui sebagai pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dari India yang melakukan perjalanan pada Maret 2023.
Baca juga: Potensi Pengobatan Baru Covid-19 untuk Cegah Sakit Parah
"Gejala yang dialami TSH berupa batuk, pilek, nyeri otot, dengan komorbid hipertensi. Yang bersangkutan sembuh setelah isolasi mandiri," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril.
Pasien kedua berinisial NFA (30). Ia non-pelaku perjalanan luar negeri dan sudah suntik vaksin Covid-19 3 dosis (AstraZeneca, Sinovac, dan AstraZeneca).
Dirinya terkonfirmasi Covid-19 Arctutus berdasarkan pengambilan sampel pada 29 Maret 2023 di Laboratorium RSPISS DKI Jakarta.
Ia memiliki gejala meliputi batuk, pilek, mual, muntah, pneumonia, hingga sulit makan. Pasien tersebut sembuh setelah dirawat selama 6 hari di rumah sakit.
Baca juga: 10 Gejala Covid-19 Varian Kraken yang Sudah Terdeteksi di Indonesia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.