Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Bentakan Memengaruhi Perkembangan Otak Anak?

Kompas.com - 18/06/2023, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Anak yang sering dibentak acap kali mengembangkan perilaku agresif dan depresi pada dirinya.

Para peneliti menemukan bahwa kekerasan verbal, seperti bentakan dan hinaan, memengaruhi perkembangan otak anak.

Mengutip Psychology Spot, beberapa psikolog di University of Pittsburgh melakukan sebuah studi pada 976 keluarga dan anak-anak mereka selama 2 tahun untuk melihat risiko bentakan terhadap perkembangan anak.

Baca juga: Kenali Apa Itu Kekerasan Verbal dan Jenisnya

Mereka menemukan bahwa bentakan setiap hari sebagai bagian dari gaya pendidikan keluarga dapat menyebabkan masalah perilaku saat anak remaja usia 13 tahun atau munculnya gejala depresi saat anak usia 14 tahun.

Para psikolog juga menemukan bahwa alih-alih mengurangi masalah, anak sering dibentak hingga membuatnya menangis acapkali mengembangkan sikap memberontak terhadap aturan.

Mereka juga melihat “kehangatan” orangtua setelahnya tidak mengurangi efek psikologis dari bentakan.

Bagaimana itu bisa terjadi? Lebih lanjut, artikel ini akan mengulas tentang bagaimana bentakan memengaruhi perkembangan otak anak.

Baca juga: 7 Efek Psikologis karena Sering Dibentak

Cara bentakan pengaruhi perkembangan otak anak

Dikutip dari Psychology Spot, suatu penelitian dilakukan oleh sekelompok psikiater di Harvard Medical School.

Hasilnya, memperingatkan bahwa kekerasan verbal, seperti membentak dan menghina, dapat mengubah struktur otak anak-anak secara signifikan dan permanen.

Para peneliti tersebut menganalisis otak dari 51 anak yang memiliki masalah psikologi dan membandingkannya dengan 97 anak sehat.

Mereka menemukan bahwa pengabaian, hukuman fisik, dan kekerasan verbal menyebabkan penurunan signifikan dari corpus callosum, sekelompok akson (semacam kabel) yang terdiri dari sel-sel saraf yang menghubungkan dua belahan otak.

Baca juga: 6 Dampak Anak Sering Dibentak yang Harus Diperhatikan Orangtua

Corpus callosum yang lebih kecil menyebabkan integrasi kedua bagian otak menjadi lebih rendah, yang dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan kepribadian yang dramatis.

Studi juga menemukan penurunan aktivitas di bagian otak yang berhubungan dengan emosi dan perhatian.

Anak-anak tersebut memiliki aliran darah yang lebih rendah ke cerebellar vermis, bagian otak yang penting untuk menjaga keseimbangan emosi dengan baik.

Mengutip Optimist Minds, bentakan menghasilkan perubahan neurokognitif dan neuropsikologis pada otak manusia.

Baca juga: 7 Penyebab Anak Menjadi Pelaku Kekerasan dan Pencegahannya

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau