Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapakah Orang Pertama yang Menemukan Vaksin Rabies? Simak Faktanya...

Kompas.com - 24/06/2023, 15:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

Sumber Healthline, CDC

Lalu Amerika Serikat dan negara maju lainnya mengembangkan vaksin rabies berbasis kultur sel yang lebih kuat, lebih aman, tetapi sangat mahal dikombinasikan dengan globulin hiperimun.

Lalu muncul vaksin rabies yang dikembangkan dengan penerapan praktis teknologi asam rekombinan-deoksiribonukleat (DNA) dan manipulasi genetik baru lainnya dari rabies serta virus dan mikroorganisme lainnya.

Teknologi baru ini menjanjikan vaksin yang lebih manjur dan lebih aman, serta biaya yang lebih rendah, dan stabilitas yang lebih baik.

Baca juga: Mengapa Pasien Rabies Bisa Takut Angin?

Cara Kerja vaksin rabies

Vaksin rabies bisa diberikan ketika manusia mendapatkan gigitand ari hewan yang mungkin mengidap rabies.

Vaksin ini bekerja dengan memicu sistem kekebalan Anda untuk menghasilkan antibodi.

Antibodi ini dapat mengenali penyerbu asing, seperti virus, dan menghancurkannya.

Vaksin rabies dapat mencegah Anda terkena virus jika Anda menerimanya sesegera mungkin – idealnya dalam 1 hingga 2 hari setelah terpapar.

Masa inkubasi virus rabies biasanya berkisar dari beberapa hari hingga beberapa bulan.

Selama masa inkubasi, Anda tidak akan mengalami gejala karena virus belum mencapai otak Anda.

Begitu virus mencapai otak Anda dan gejala berkembang, vaksin tidak dapat lagi memberikan perlindungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau