Bakteri penghasil spora ini bisa tahan puluhan tahun di tanah, rumput, bulu, atau hewan yang terinfeksi antraks.
Jika spora ini tertelan, terhirup, atau masuk ke tubuh lewat celah luka kecil di kulit, hewan atau manusia bisa tertular antraks.
Hewan karnivora dan manusia juga bisa tertular antraks dengan makan daging dari hewan yang terinfeksi antraks.
Antraks yang menyerang manusia rentan dialami dokter hewan, petani, peternak, jagal hewan, atau orang yang banyak berinteraksi dengan ternak atau hewan herbivora.
Baca juga: Bagaimana Manusia Bisa Tertular Antraks? Berikut Faktanya...
Sayangnya, gejala penyakit antraks terkadang tidak terlihat jelas, terutama pada hewan. Hewan yang tertular penyakit ini biasanya mati secara mendadak.
Sebelum mati, hewan biasanya demam tinggi, ototnya kejang, dan kesulitan bernapas. Saat mati, tubuh hewan yang terkena antraks tidak kaku dan darahnya tidak bisa menggumpal dan ke luar lewat beberapa lubang di tubuh.
Sedangkan gejala penyakit antraks pada manusia tergantung jenis infeksinya, antara lain:
Baca juga: Apa yang Terjadi Jika Kita Mengalami Antraks? Simak Ulasannya...
Perlu diketahui, gejala antraks pada manusia bisa muncul antara 1 hari sampai 2 bulan. Namun perlu diingat, semua jenis penyakit ini bisa menyebabkan infeksi parah sampai memicu kematian jika tidak diobati.
Selain terapi antibiotik dan pemberian vaksin pada penderita, pencegahan antraks dan pengendalian penyakit ini memerlukan penanganan khusus dari ahli, terutama untuk pembuangan bangkai hewan.
Setelah menyimak apa itu antraks, sejarah, penularan, dan gejalanya, jangan lagi menyepelekan masalah kesehatan ini.
Baca juga: 4 Gejala Rabies pada Manusia sesuai Stadium Penyakit
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.