Selain menyebabkan tumbuhnya kista ovarium, kondisi ini juga dapat membuat penderita mengalami siklus haid yang tidak teratur atau menghentikannya secara total.
Baca juga: 9 Cara Melancarkan Haid yang Telat secara Alami dan Medis
Berolahraga dengan intensitas yang tinggi dapat membuat tubuh memproduksi hormon stres yang juga akan memengaruhhi produksi hormon reproduksi dan menyebabkan haid yang tidak teratur.
Jenis olahraga yang dapat menurunkan berat badan, seperti lari jarak jauh, memiliki risiko yang lebih besar untuk menyebabkan terlambat haid.
Pil KB bekerja dengan cara mencegah ovulasi, sehingga akan mengalami perubahan pada siklus menstruasi.
Kondisi ini kemudian akan menyebabkan siklus haid yang terlalu cepat, terlalu lambat, atau berhenti sama sekali.
Tiroid merupakan kelenjar yang memproduksi hormon untuk mengatur metabolisme tubuh.
Produksi hormon dari kelenjar tiroid yang terlalu banyak atau terlalu sedikit akan mengganggu siklus haid
Para wanita yang memasuki masa menopause tidak akan mengalami haid selama setidaknya 12 bulan.
Meskipun umumnya dimulai pada usia sekitar 50 tahun, kondisi ini juga bisa dialami oleh beberapa wanita di usia yang lebih muda.
Penderita diabetes tipe 2 memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami siklus haid yang tidak lancar.
Kondisi ini terjadi karena ovarium tidak menyalurkan sel telur pada tuba falopi sehingga haid akan terlambat atau berhenti sama sekali.
Insufisiensi ovarium prematur (POI) terjadi ketika ovarium berhenti bekerja secara tiba-tiba sebelum seseorang mencapai usia 40 tahun.
Kondisi ini berbeda dengan menopause, namun akan membuat penderita memiliki siklus haid yang tidak teratur.
Baca juga: 4 Efek Telat Haid untuk Kesehatan yang Perlu Diwaspadai
Sindrom Cushing adalah gangguan hormon yang disebabkan oleh paparan kortisol yang tinggi atau jenis obat lain yang mirip dengan kortisol.
Kondisi ini akan menyebabkan penderita mengalami siklus haid yang tidak teratur atau menstruasi yang berhenti sama sekali.